MEMBRAN SEL ATAU MEMBRAN PLASMA
Tugas
Biologi Reproduksi
MEMBRAN SEL ATAU MEMBRAN PLASMA
Oleh
Kelompok : 1
Anggota : YANTI
EKA ARIANTI RUKMANA
HAYYUNI
ZULFITRI
PURWO PUSPITHA NINGRUM
Kelas : G.14
UNIVERSITAS
INDONESIA TIMUR
FAKULTAS
KEPERAWATAN
PROGRAM
STUDI DIII KEBIDANAN
MAKASSAR
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji dan
syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat serta hidayah-Nya
akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul PROTEIN PLASMA dalam
rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah Kebidanan Dasar 1. Dalam menyelesaikan
penyusunan karya makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak.Kami
menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa pada
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan mengingat keterbatasan kemampuan
kami.Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sebagai masukan bagi kami. Akhir kata kami berharap
karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan kami sebagai
penulis pada khususnya.Atas segala perhatiannya kami mengucapkan banyak terima
kasih.
Makassar, 09 Agustus 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Menurut Max Schultze menyatakan bahwa sel merupakan struktur fungsional makluk
hidup. Secara struktural, sel memiliki membran plasma yang berfungsi sebagai
pembatas antara komponen luar sel dan komponen dalam sel . Sekarang timbul
pertanyaan, “bagaimana struktur dari membran plasma sehingga fungsi utama nya
sebagai pembatas dalam berlangsung dengan baik dan bagaimana pula proses
molekul bisa melewati membran yang molekul tersebut sangat dibutuhkan
oleh tubuh kita?”
Maka untuk itu makalah ini dibuat sebagai bahan acuan pembaca untuk mengetahui
struktur dan fungsi membran sel secara khusus dan mendetail.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yakni :
a.
Bagaimana struktur membran plasma?
b.
Komponen apa yang menyusun dari membran plasma?
c. Apa
fungsi membran plasma?
d.
Bagaimana proses transport molekul pada membran plasma?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yakni :
a. Sebagai
tugas kuliah dan kewajiban sebagai seorang mahasiswa.
b. Sebagai
bahan literatur pembaca untuk lebih memahami membran plasma.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Membran Sel
Membran
sel atau membran plasma
adalah batas kehidupan, batas yang memisahkan sel
hidup dari sekelilingnya yang mati. Lapisan
tipis yang luar biasa ini tebalnya kira-kira hanya 8nm (dibutuhkan lebih dari
8000 membran plasma untuk menyamai tebal kertas halaman ini) membran plasma
mengontrol lalulintas ke dalam dan keluar sel yang dikelilinginya. Seperti
semua membran biologis,
membran plasma memiliki permeabilitas selektif; yakni, membran ini memungkinkan
beberapa substansi dapat melintasinya dengan lebih mudah daripada substansi
yang lainnya. Salah satu episode paling awal dalam evolusi kehidupan mungkin
berpa pembentukan membran yang membatasi suatu larutan yang mempunyai komposisi
yang berbeda dari larutan sekelilingnya, tetapi masih bisa melakukan penyerapan
nutrient dan pembuangan produk limbahnya kemampuan sel untuk membedakan
pertukaran kimiawainya ini dengan lingkungannya merupakan hal yang mendasar
bagi kehidupan, dan membran plasma inilah yang membuat keselektifan ini bisa
terjadi.
Fungsi Membran Sel
Membran sel berfungsi
sebagai barier semipermeabel yang memungkinkan molekul yang berukuran kecil
dapat keluar masuk ke dalam sel. Hasil pengamatan mikroskop elektron terhadap
membran sel menunjukkan bahwa membran sel merupakan lipid bilayer. (disebut
sebagai fluid-mosaic
model). Molekul penyusun utama adalah fosfolipid, yang terdiri dari bagian
kepala yang polar (hidrofilik)
dan dua ekor nonpolar (hidrofobik).
Fosfolipid ini tersusun atas bagian nonpolar membentuk daerah hidrofobik yang
diapit oleh daerah kepela yang pada bagian dalam dan luar membran.
B.
KOMPISISI KIMIA MEMBRAN SEL
Semua membran disusun dari lemak dan protein di
mana setiap komponen diikat oleh ikatan nonkovalen. Selain lemak dan protein,
membran sel juga mengandung karbohidrat.
Rasio antara lemak dan protein bervariasi bergantung tipe membran seluler
misalanya antara membran pasma dan retikulum endoplasma atau pun tipe organisme
misalnya antara prokariot dan eukariot.
Sebagai membran mitokondria memiliki rasio protein/lemak yang tinggi
dibandingkan membran plasma pada sel darah merah.
1. Lipid
Lipid
pada membran tersusun atas fosfolipid (lemak yang bersenyawa dengan fosfat). Fosfolipid
merupakan lipid yang jumlahnya paling melimpah dalam sebagian besar
membran. Kemampuan fosfolipid untuk membentuk membran disebabkan oleh
struktur molekulernya. Fosfolipid merupakan suatu molekul amfipatik yang
berarti bahwa molekul ini memiliki daerah hidrofilik maupun daerah hidrofobik.
Sebagian besar membran mengandung fosfat, Molekul fosfat
ini bersifat hidrofilik (dapat mengikat air) sedangkan molekul lemak
bersifat hidrofobik (tidak dapat mengikat air)
Komponen lemak lain adalah kolesterol di mana pada
hewan tertentu dapan mencapai 50% dari molekul lemak yang terdapat pada membran
plasma. Kolesterol tidak terdapat pada sebagai besar membran plasma
tubuhan dan bakteri.
Lipid
yang terdapat pada selaput dapat diekstrak dengan kloroform, eter dan benzene.
Dengan menggunakan kromatografi lapis tipis dan kromatografi gas, dapat
diketahui komposisi lipid pada selaput sel. Lipid yang selalu
dijumpai adalah fosfolipid, sfingolipid, glikolipid dan sterol. Kolesterol
merupakan lipida terbanyak yang menyusun selaput sel.
Karbohidrat
Peran karbohidrat membran dalam
pengenalan sel dengan sel kemampuan sel untuk membedakan tipe-tipe sel yang
bertetangga, bersifat krusial bagi fungsi organisme. Misalnya, penting untuk
memilah-milah sel menjadi berbagai jaringan dan organ dalam embrio hewan.
Pengenalan sel dengan sel juga menjadi dasar penolakan sel asing (penolakan
organ cangkokan atau transplantasi) oleh sistem kekebalan. Karbohidrat pada
membran biasanya merupakan rantai pendek bercabang yang tersusun kurang
dari 15 unit gula
sebagjan diantaranya berikatan kovalen dengan lipid, membentuk molekul yang
disebut glikolipid (glycolipid ).
Akan tetapi sebagian besar karbohidrat berikatan kovalen dengan protein,
membentuk glikoprotein.
2. Protein
Protein membran
tersusun atas glikoprotein atau protein yang bersenyawa dengan karbohidrat.
Bergantung pada tipe sel dan organel tertentu dalam sel, membran memiliki 12
sampai lebih dari 50 macam protein berbeda. Protein ini tidak disusun secara
acak tetapi setiap lokasi dan orientasinya disusun pada posisi relatif tertentu
pada lipid bilayer. Protein pada membran tidak simetris yakni bagian luar membran
dan bagian dalam membran tersusun berbeda. Posisi seperti ini memungkinkan
membran sebelah luar beriteraksi dengan dengan ligan sektraseluer seperti
hormon dan faktor pertumbuhan sedangkan bagian dalam dapat berinteraksi dengan
molekul sitoplasma seperti protein G atau protein kinase. Terdapat dua lapisan
utama protein membrane.
a. Protein
integral
Protein integral adalah protein yang berpenetrasi kedalam
lipid bilayer. Protein ini dapat menembus membran sehingga memiliki domain pada
sisi ekstra seluler dan sitoplasmik dari membran. Protein integral umumnya
merupakan protein transmembran, dengan daerah hidrofobik yang seluruhnya
membentang sepanjang interior hidrofobik membrane tersebut. Daerah hidrofobik
protein integral terdiri atas satu atau lebih rentangan asam amino nonpolar,
yang biasanya bergulung menjadi helix a. pada ujung hidrofilik molekul ini
dipaparkan kelarutan aqueous pada kedua sisi membrane.
b. Protein
perifer
Protein periferal sama sekali tidak tertanam dalam
bilayer lipid. Seluruhnya berlokasi dibagian luar dari lipid bilayer, baik itu
di permukaan sebelah ekstraseluler maupun sitoplasmik dan berhubungan dengan
membran malalui ikatan non kovalen. Protein ini merupakan angota yang terikat
secara longgar pada permukaan membran, sering juga pada bagian protein integral
yang dibiarkan terpapar. Protein pada membran menentukan sebagian besar fungsi
spesifik membran.
c. Lipid
anchor protein
Terdapat disebelah luar lipid bilayer tetapi berikatan
secara kovalen dengan molekul lemak yang terdapat pada lipid bilayer.
Protein membran plasma memiliki fungsi yang sangat luas
antara lain sebagai protein pembawa (carrier)
senyawa melalui membran sel, penerima isyarat (signal) hormaonal dan meneruskan
isyarat tersebut ke bagian sel sendiri atau sel lainnya. Protein selaput plasma
juga berfungsi sebagai pengikat komponen sitoskeleton dengan senyawa-senyawa
ekstraseluler. Protein-protein permukaan luar memberikan cirri individual sel
dan macam protein dapat berubah sesuia dengan diferensiasi sel. Protein-protein
pada membran sel banyak juga yang berfungsi sebagai enzim terutama yang
terdapat pada selaput mitokondria, retikulum endoplasma dan kloroplas. Sebagai
contoh, senyawa-senyawa fosfolipid membran plasma disintesis oleh enzim-enzim
yang terdapat pada membran retikulum endoplasma.
Protein membran sel memiliki kemampuan bergerak, sehingga
dapat berpidah tempat. Perpindahan berlangsung ke arah lateral dengan jalan
difusi. Namun tidak semu protein mampu berpindah tempat. Beberapa jenis protein
integral tertahan dalam selaput oleh anyaman molekul-molekul protein yang
berada tepat di bawah permukaan dalam selaput plasma. Anyaman ini berhubungan
dengan sitoskelet atau rangka sel.
Struktur fisiko-kima protein selaput sel kurang
diketahui, mengingat bahwa bentuknya sangat bervariasi. Berdasarkan kajian
mikroskopis dan teknik freeze fracture diketahui bahwa protein dalam selaput
sel berbentuk globular.
FUNGSI MEMBRAN SEL
1. Kompartementalisasi
Membran plasma membagi protoplasma menjadi beberapa
kompartemen (ruangan). Membran sel membungkus seluruh protoplasma. Membran inti
memisahkan nukleoplasma dengan dari stoplasma. Selain itu selaput plasma membagi
sitoplasma menjadi beberapa kompartemen yang disebut dengan organel. Adanya
selaput ini pembatas ini sangat penting karena memungkinkan kegiatan setiap
kompartemen dapat berlangsung tanpa gangguan dari kompatemen lain namun tetap
dapat bekerja sama.
2. Barier selektif permeabel
Membran sel mencegah pertukaran materi secara
bebas dari satu sisi ke sisi lain pada saat bersamaan. Membran plasma harus
menjamin pertukaran molekul antara bagian lur dan dalam pada saat yang tepat.
3. Transport molekul
Membran plasma mengandung mesin transpor
molekul dari satu sisi ke sisi lain yang mencegah molekul dengan konsentrasi
rendah masuk ke dalam sel daerah yang memeiliki konsentrasi tinggi. Mesin
ini memungkinkan sel mengakumulasi molekul tertentu dalam konsentari yang lebih
tinggi di bandingkan di sebelah luar.
4. Penghantaran signal
Membran plasma memainkan peran penting dalam
respon sel terhadap signal. Proses itu disebut dengan penghantaran signal.
Membran sel memiliki resptor yang berkombinasi dengan molekul tertentu (ligan).
Setiap sel berbeda memiliki reseptor berbeda, yang mampu mengenali dan berespon
terhadap ligan pada lingkungan berbeda.
5. Interaksi interseluler
Membran sel memperantarai interaksi antar sel
pada organisme multiseluler. Membran sel memungkinlkan sel mengenal satu sama
lain, berikatan dan saling bertukar materi dan informasi
6. Mekanisme Pengangkutan Melalui Membran Sel
Molekul dan ion
kecil bergerak melintasi membrane plasma dalam dua arah seperti gula, asama amino dan nutrient lain memasuki sel,
dan produk limbah metabolism meninggalkan sel. Sel menyerap oksigen untuk
respirasi seluler dan mengeluarkan karbon dioksidal. Sel juga mengatur
konsentrasi ion anorganiknya seperti Na+, K+, Ca2+ dan Ca- dengan cara
mebolak-balik arahnya dari satu arah ke arah lainnya melintasi membrane plasma.
Meskipun lalu lintas melalui membrane ini padat membrane sel itu bersifat
selektif permeable (membrane hanya dapat dilewati oleh ion dan molekul polar
tertentu), semipermeable (mudah dilewati oleh molekul air) dan
subtansi-subtansi tidak dapat melintasi rintangan tersebut secara sembarangan.
Sel tersebut dapat mengambil berbagai macam molekul dan ion kecil dan menolak
yang lainnya disamping itu substansi-suubstansi bergerak melintasi membrane
pada laju yang berbeda.
Membran sel
memiliki fungsi dalam pergerakkan ion atau molekul dari dalam ataupun dari luar
sel. Menurut Campbell bagian tengah membran yang bersifat hidrofibik merintangi
pengangkutan ion dan molekul polat yang keduanya bersifat hidrofilik. Stuktur
lipid bilayer merupakan penyebab adanya sifat selektif permeabel pada membran.
Gerakan molekul atau ion yang terjadi pada membran sel dan organel-organel
lainnya adalah :
a. Difusi
Difusi Sederhan
Difusi adalah suatu proses spontan di mana
molekul-molekul bergerak dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke daerah yang memiliki
konsentrasi rendah. Membran bersifat selektif permeabel sehingga berpengaruh
terhadap laju difusi beberapa jenis molekul. Satu jenis molekul yang berdifusi
bebas menembus banyak jenis membran adalah air.
Difusi bergantung pada pergerakan secara acak
dari suatu zat terlarut. Molekul-molekul dapat melewati selaput plasma dengan
jalan difusi sederhana sangat terbatas jumlahnya dan untuk inipun selaput
plasma masih memiliki penghalang. Mikromolekul terutama jenis hidrofobik dapat
melewati membran plasma dengan mudah. Kemampuan sel untuk dapat memilah
senhyaya hidrofilik dengan berat molekul (BM) kecil dari senyawa yang memiliki
BM bsar sering kali disebabkan oleh adanya porus pada selaput plasma. Terdapat
dua jenis porus. Jenis pertama yang dapat menembus protein integral atau di
antara kelompok molekul protein transmembran. Porus jenis kedua disebut
porus statistik yang terbentuk secara acak pada selaput plasma dan menembus
lipid bilayer.
1) Difusi Terfasilitasi
Difusi dari suatu senyawa atau molekul
melewati membran selalu terjadi dari daerah dengan konsentasi tinggi ke daerah
dengan konsentrasi rendah, akan tetapi difusi tidak selalu terjadi melalui
lipid bilayer atau suatu saluran terbuka. Sejumlah substansi diketahui
berdifusi dengan terlebih dahulu berikatan dengan suatu protein mebran yang
disebut dengan fasilitatif transporter yang memfasilitasi proses difusi.
Pengikatan molekul atau senyawa pada fasilitastif transporter pada satu sisi
akan memicu perubahan komformasi pada protein dan menyebabkan zat terlarut
dapat berdifusi ke daerah yang berkonsentrasi rendah.
Senyawa yang melewati membran plasma dengan
jalan difusi dipermudah juga tidak memerlukan keterlibatan ATP, seperti halnya
difusi sederhana. Namun gerakan senyawa dari luar ke dalam atau sebaliknya
lebih cepat dari pada difusi sederhana. Hal ini disebabkan oleh adanya protein
pembawa yang mempercepat pengangkutan. Molekul protein pembawa setelah mengikat
senyawa atau molekul yang akan di bawa, segera memindahkan senyawa/molekul dari
luar ke dalam atau sebaliknya.
b. Osmosis
Osmosis adalah
peristiwa perpindahan molekul air (pelarut) melalui membran semipermeabel dari
larutan yang berkonsentrasi rendah ke larutan yang berkonsentrasi tinggi. Peristiwa
osmosis ini terjadi pada sel. Peristiwa tersebut bergantung pada perbandingan
konsentrasi larutan didalam dan diluar sel. Jika konsentrasi larutan diluar sel
lebih rendah daripada larutan di dalam sel, berarti sel berada dalam larutan
hipotenik. Konsentrasi larutan diluar sel lebih tinggi dari pada larutan
didalam sel, berarti sel berada dalam larutan hipertonik.
c. Transpor Aktif
Transpor aktif adalah transpor yang
menggunakan energi untuk mengeluarkan dan memasukkan ion-ion dan molekul
melalui membran sel yang bersifat selektif permeabel. Transpor aktif
dipengaruhi oleh muatan listrik di dalam sel dan di luar sel. Muatan listrik
ini ditentukan oleh ion natrium (Na+), ion kalium (K+), dan ion klor (C1-).
Keluar masuknya ion Na+ dan K+ diatur oleh pompa natrium-kalium. Pompa
natrium-kalium bertanggung jawab terhadap transpor aktif ganda Na+ dan K+ dari
dalam keluar sel. ATP menyediakan energi untuk transpor. Pompa mengeluarkan
tiga ion Na+ dari dalam sel untuk setiap dua ion K+ yang dimasukkan kedalam sel.
Pada protein pengangkut, terdapat untuk Na+ dan K+ yang dinamakan binding
sites.
1.
Tiga ion natrium (Na+) diambil dalam sel dan menempati binding sites (tempat
terjadinya ikatan ion atau molekul pada membran).
2.
Energi diperlukan untuk mengubah bentuk protein integral pada membran agar
membuka ke bagian luar sel.
3.
Protein integral pada membran membuka ke arah luar sel, kemudian melepaskan ion
natrium keluar dari sel.
4.
Dua ion kalium (K+) dari luar sel menempati binding sites pada protein
integral.
5.
Protein integral pada membran kembali pada bentuk semula, yakni membuka kearah
dalam sel.
6.
Ion kalium dilepaskan kedalam sel.
Pengangkutan Makromolekul Melewati Selaput Plasma
Makromolekul seperti
protein atau atau polisakarida tidak dapat lewat melalui protein transmembran
yang berperan sebagai pembawa. Namun sel tetap dapat memasukkan dan mengeluarkan
makromolekul-makromolekul tersebut. Pengangkutan makromolekul sangat berbeda
dengan pengangkutan mikromolekul. Mekanisme pengangkutan makromolekul dari
lingkungan eksternal ke dalam suatu vesikula dilakukan melalui suatu lipatan
atau invaginasi membran plasma. Pengambilan makromolekul dari matriks
ekstraseluer dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu fagositosis yaitu pengambilan
maromolekul padat dan pinositosis pengambilan materi berupa cairan.
F agositosis
Fagosistosis (“cell eating”) adalah pengambilan bahan padat yang umum dilakukan
oleh beberapa jenis sel tertentu untuk selanjutnya dibawa menuju lisosom.
Organisme bersel tunggal seperti Amoeba
dan Ciliata mengambil makanan dengan
menangkap partikel makanan atau organisme kecil dengan melingkupinya dengan
merman plasma. Lipatan kemudia berfusi membentuk sutau vakuola (fagosom) yang
akan terpisah dengan membran plasma. Fagosom selanjutnya akan bergabung dengan
lisosom untuk mencena makanan secara intraseluler.
Pada beberapa hewan tingkat tinggi,
fagositosis lebih merupakan suatu mekanisme protektif dibandingkan cara
pengambilan makanan. Mammalia memiliki berbagai macam sel fagosit seperti
makrofag dan neutrofil yang terdapat di dalam darah dan jaringan lain yang akan
“memakan” organisme, sel-sel yang telah rusak, sel darah merah yang telah tua
ataupun debris.
Endositosis
Pada endositosis, sel memasukan makro molekul
dan materi yang sangat kecil dengan cara membentuk vesikula baru dari membrane
plasma. Langkah-langkahnya pada dasarnya merupakan kebalikan dari eksositosis.
Sebagian kecil luas membrane plasma terbenam terdalam membentuk kantong. Begitu
kantong ini semakin dalam, kantong ini terjepit, membentuk vesikula yang berisi
materi yang telah terdapat diluar selnya. Terdapat tiga jenis endositosis,
yaitu fagositosis (pemakanan seluler) pinositosi (peminuman seluler) dan
endositosis yang diperantai reseptor.
Endositosis secara umum dapat dibagi menjadi
dua kelompok yaitu: bulk-phase
endocytosis dan receptor-mediated
endocytosis. Bulk-phase endocytosis mengambil
cairan ektraseluler tanpa adanya proses pengenalan oleh permukaan membran
plasma. bulk-phase endocytosis dapat
diamati dengan memberikan bahan tertentu pada medium kultur seperti enzim
horseradish peroxidase yang akan di ambil oleh sel-sel pada umumnya. Receptor-mediated endocytosis merupakan
pengambilan makromolekul tertentu (ligand) yang akan berikatan dengan reseptor
pada permukaan luar membran.
Eksositosis
Sel mensekresi
makro molekul dengan cara menggabungkan vesikula dengan membrane plasma disebut
dengan eksositosis. Vesicula transfor yang lepas dari apparatus golgi
dipindahkan oleh sitoskeleton ke membrane plasma. Ketika membrane vesikula dan
membrane plasma bertemu, molekul lipid keduan bilayer menyusun ulang dirinya
sendiri sehingga kedua membrane bergabung. Kandungan vesikulanya kemudian
tumpah dari sel.
1.
Struktur sitoplasma
Sitoplasma
adalah cairan dimana organel seluler tersuspensi. Itu mengisi ruang-ruang yang
tidak ditempati oleh organel. Konstituen dari sitoplasma adalah sitosol,
organel dan inklusi sitoplasma.
sitosol
Sitosol membuat sampai sekitar 70% dari volume sel. Hal ini terdiri dari air, garam dan molekul organik. Sitosol terdiri dari campuran filamen sitoskeleton, molekul organik dan anorganik yang terlarut dan air. Hal ini juga mengandung filamen protein yang membentuk sitoskeleton, dan juga protein dan struktur seperti ribosom larut, proteasom juga hadir. Bagian dalam, campuran lebih cair dan granular sitoplasma dikenal sebagai endoplasma. Jaringan serat dan konsentrasi tinggi makromolekul terlarut seperti protein menyebabkan crowding makromolekul. Ini efek bagaimana komponen sitoplasma berinteraksi satu sama lain.
Sitosol membuat sampai sekitar 70% dari volume sel. Hal ini terdiri dari air, garam dan molekul organik. Sitosol terdiri dari campuran filamen sitoskeleton, molekul organik dan anorganik yang terlarut dan air. Hal ini juga mengandung filamen protein yang membentuk sitoskeleton, dan juga protein dan struktur seperti ribosom larut, proteasom juga hadir. Bagian dalam, campuran lebih cair dan granular sitoplasma dikenal sebagai endoplasma. Jaringan serat dan konsentrasi tinggi makromolekul terlarut seperti protein menyebabkan crowding makromolekul. Ini efek bagaimana komponen sitoplasma berinteraksi satu sama lain.
organel
Organel berarti “organ kecil”, yang terikat membran. Mereka hadir di dalam sel dan melakukan fungsi tertentu yang diperlukan untuk kelangsungan hidup sel. Beberapa konstituen sel yang tersuspensi dalam sitosol adalah organel seluler seperti mitokondria, retikulum endoplasma, aparatus Golgi, vakuola, lisosom dan kloroplas dalam sel tanaman.
Organel berarti “organ kecil”, yang terikat membran. Mereka hadir di dalam sel dan melakukan fungsi tertentu yang diperlukan untuk kelangsungan hidup sel. Beberapa konstituen sel yang tersuspensi dalam sitosol adalah organel seluler seperti mitokondria, retikulum endoplasma, aparatus Golgi, vakuola, lisosom dan kloroplas dalam sel tanaman.
Inklusi sitoplasma
Inklusi sitoplasma adalah partikel kecil tersuspensi dalam sitosol. Berbagai macam inklusi yang hadir dalam tipe sel yang berbeda. Inklusi berkisar dari kristal kalsium oksalat atau kristal silikon dioksida dalam tanaman untuk butiran penyimpanan bahan seperti pati, glikogen, dll tetesan lipid adalah contoh luas inklusi, ini adalah tetesan bola, mereka terbuat dari lipid dan protein dan hadir baik pada prokariota dan eukariota sebagai media untuk menyimpan lemak seperti asam lemak dan sterol. Tetesan ini mengambil banyak dari volume adiposit yakni sel-sel penyimpanan khusus, mereka juga ditemukan dalam jenis lain dari sel juga.
Inklusi sitoplasma adalah partikel kecil tersuspensi dalam sitosol. Berbagai macam inklusi yang hadir dalam tipe sel yang berbeda. Inklusi berkisar dari kristal kalsium oksalat atau kristal silikon dioksida dalam tanaman untuk butiran penyimpanan bahan seperti pati, glikogen, dll tetesan lipid adalah contoh luas inklusi, ini adalah tetesan bola, mereka terbuat dari lipid dan protein dan hadir baik pada prokariota dan eukariota sebagai media untuk menyimpan lemak seperti asam lemak dan sterol. Tetesan ini mengambil banyak dari volume adiposit yakni sel-sel penyimpanan khusus, mereka juga ditemukan dalam jenis lain dari sel juga.
Sitoplasma pada Sel Tumbuhan
Sitoplasma
sel tanaman mirip dengan sitoplasma sel sel hewan. Sitoplasma memberikan
dukungan mekanik untuk struktur internal. Ini adalah media untuk suspensi
organel internal sel. Sitoplasma mempertahankan bentuk dan konsistensi dari
sel. Hal ini juga menyimpan banyak bahan kimia yang penting bagi kehidupan.
Reaksi metabolisme penting seperti glikolisis dan sintesis protein terjadi di
sitoplasma. Pada tumbuhan pergerakan sitoplasma sekitar vakuola, ini dikenal
sebagai sitoplasma streaming.
Sitoplasma pada Sel Hewan
Sitoplasma
sel hewan adalah bahan seperti gel yang terbuat dari air. Ini mengisi sel-sel
dan mengandung protein dan molekul penting yang diperlukan untuk sel.
Sitoplasma terbuat dari protein, karbohidrat, garam, gula, asam amino dan
nukleotida. Sitoplasma memegang semua organel seluler. Sitoskeleton hadir dalam
sitoplasma membantu dalam gerakan sel melalui sitoplasma streaming.
Beberapa Fungsi Sitoplasma.
Sitoplasma memegang semua
organel seluler di luar nukleus dan juga menjaga bentuk dan konsistensi dari
sel. Sitoplasma juga merupakan tempat penyimpanan bahan kimia yang diperlukan
untuk kehidupan, yang terlibat dalam reaksi metabolik yang vital, seperti
glikolisis anaerob dan sintesis protein. Sitoplasma memberikan sebuah medium di
mana organel dapat tetap tersuspensi. Selain itu, sitoskeleton ditemukan dalam
sitoplasma memberikan bentuk pada sel, dan memfasilitasi gerakan. Hal ini juga
membantu pergerakan unsur yang berbeda yang ditemukan dalam sel.
Enzim-enzim yang ditemukan dalam sitoplasma memecah makromolekul menjadi
bagian-bagian kecil sehingga dapat dengan mudah digunakan oleh organel lain
seperti mitokondria. Sebagai contoh, mitokondria tidak dapat menggunakan
glukosa hadir dalam sel, kecuali itu dipecah oleh enzim menjadi piruvat. Mereka
bertindak sebagai katalis dalam glikolisis, serta dalam sintesis asam lemak,
gula dan asam amino. Reproduksi sel, sintesis protein, glikolisis anaerobik,
sitokinesis adalah beberapa fungsi penting lainnya yang dilakukan dalam
sitoplasma.
Organel hadir dalam sitoplasma memiliki beberapa fungsi penting
tertentu, misalnya, fungsi mitokondria adalah untuk menghasilkan dan menyimpan
energi, sedangkan retikulum endoplasma memfasilitasi sintesis dan transportasi
protein, produksi steroid, produksi serta penyimpanan glikogen, dll penting
fungsi aparatus Golgi termasuk modifikasi, pengemasan, transportasi dan
pengolahan makromolekul, seperti protein, dan lipid. Di sisi lain, lisosom
mengandung enzim pencernaan dan karenanya, mereka mencerna partikel makanan,
rusak atau usang organel dan juga virus dan bakteri. Namun, kelancaran semua
fungsi ini tergantung pada keberadaan sitoplasma, karena menyediakan media
untuk melaksanakan proses-proses penting.
Sitosol, yaitu bahwa bagian dari sitoplasma yang menempati ruang
intrasel luar, merupakan tempat sintesis protein dan sebagian besar metabolisme
perantara sel (Alberts et al. 1989). Sitosol memiliki ribuan enzim yang
terlibat dalam metabolisme (Alberts et al. 1989). Banyak protein yang baru
disintesis tetap dalam sitosol jika mereka tidak memiliki sinyal untuk
transportasi sekitar separuh menurut Alberts et al. (1989). Sitosol juga
memainkan peran penting dalam sel dengan melayani sebagai “chowder molekuler”
di mana organel tersuspensi dan diselenggarakan bersama oleh membran lemak.
Sitoplasma Sel Bakteri
Bakteri adalah organisme bersel satu yang dapat menyebabkan penyakit
pada manusia namun juga penting bagi kesehatan yang baik kita karena mereka
memainkan peran penting dalam pencernaan kita. Bakteri adalah sel prokariotik,
mereka tidak memiliki inti tertutup oleh membran. Alih-alih memiliki DNA dalam
kromosom, informasi genetik bakteri yang terkandung dalam lingkaran bahan
seluler yang disebut plasmid. Plasmid, bahan nuklir, air, enzim, nutrisi, bahan
limbah dan ribosom semua beredar dalam bakteri dalam cairan kental yang disebut
sitoplasma.
Tujuan Sitoplasma
Bakteri memiliki organisasi internal sederhana yang terdiri dari
bagian-bagian khusus daripada organ yang berbeda dikelilingi oleh membran.
Bagian-bagian khusus yang disebut organel. Sitoplasma adalah tempat organel
melaksanakan proses yang diperlukan untuk kehidupan bakteri. Komponen sitoplasma
bertanggung jawab untuk pertumbuhan sel, metabolisme, penghapusan limbah dan
replikasi (reproduksi) dari sel.
Genome bakteri
Genom adalah fitur yang paling penting dalam sitoplasma. Hal ini
terletak di daerah pusat dari sel yang disebut nuklioid. Genom adalah rumpun
atau lilitan DNA yang mengontrol semua fungsi dari sel bakteri dan menghasilkan
kandungan protein yang bakteri dibutuhkan untuk bertahan hidup.
Ribosom
Ribosom adalah organel berbentuk granular yang bertanggung jawab untuk
membaca petunjuk atau arah dalam untaian panjang DNA dan mengarahkan produksi
protein bakteri. Sejumlah besar ribosom mengambang bebas dalam sitoplasma.
Ketika mereka dibutuhkan, ribosom memenuhi tujuan mereka dengan menempel pada
bahan genetik, menyediakan platform untuk sintesis protein dan kemudian hanyut
sampai mereka diperlukan lagi.
Plasmid
Plasmid adalah struktur genetik kecil yang ditemukan di banyak bakteri
yang mengandung untai DNA melingkar. DNA plasmid tidak digunakan dalam
reproduksi. Sebaliknya, plasmid melaksanakan fungsi spesifik dan penting
lainnya. Ketika bakteri berkembang biak, plasmid membawa bersama sifat khusus
seperti resistensi obat antibiotik, resistensi terhadap logam berat dan faktor
yang diperlukan untuk infeksi hewan atau tanaman. Sifat ini memberi keuntungan
dan perlindungan tertentu terhadap bakteri.
Butiran penyimpanan
Butiran penyimpanan menyediakan area untuk memegang nutrisi dan zat
penghasil energi lainnya. Zat-zat ini adalah cadangan yang disimpan sebagai
glikogen (sumber energi atau karbohidrat polisakarida), lipid (lemak),
polifosfat (stabilizer yang membantu menahan air) atau, dalam beberapa kasus,
sulfur atau nitrogen.
2.
ORGANEL-ORGANEL SEL DAN
FUNGSINYA
Penelitian menunjukkan bahwa satuan unit terkecil dari kehidupan adalah Sel. Kata "sel" itu sendiri dikemukakan oleh Robert Hooke yang berarti "kotak-kotak kosong", setelah ia mengamati sayatan gabus dengan mikroskop.
Selanjutnya disimpulkan bahwa sel terdiri dari
kesatuan zat yang dinamakan Protoplasma. Istilah protoplasma pertama kali
dipakai oleh Johannes Purkinje; menurut Johannes Purkinje protoplasma dibagi
menjadi dua bagian yaitu Sitoplasma dan Nukleoplasma
Robert Brown mengemukakan bahwa Nukleus (inti sel)
adalah bagian yang memegang peranan penting dalam sel, Rudolf Virchow
mengemukakan sel itu berasal dari sel (Omnis
Cellula E Cellula).
Sel merupakan kesatuan struktural dan fungsional
penyusun makhluk hidup yang dapat memperbanyak diri. Aktivitas yang ada dalam
sel terjadi dalam organel-organel yang mendukung fungsi-fungsi tertentu.
Anatomi Dan Fisiologi Sel
Secara anatomis sel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Selaput Plasma (Membran Plasma atau Plasmalemma).
2. Sitoplasma dan Organel Sel.
3. Inti Sel (Nukleus).
1. Selaput Plasma (Membran Plasma atau Plasmalemma).
2. Sitoplasma dan Organel Sel.
3. Inti Sel (Nukleus).
1. Selaput Plasma (Plasmalemma)
Yaitu selaput atau membran sel yang terletak paling
luar yang tersusun dari senyawa kimia Lipoprotein
(gabungan dari senyawa lemak atau Lipid dan senyawa Protein).
Lipoprotein ini tersusun atas 3 lapisan yang jika
ditinjau dari luar ke dalam urutannya adalah:
Protein - Lipid - Protein Þ Trilaminer Layer
Protein - Lipid - Protein Þ Trilaminer Layer
Lemak bersifat Hidrofebik (tidak larut dalam air)
sedangkan protein bersifat Hidrofilik (larut dalam air); oleh karena itu
selaput plasma bersifat Selektif Permeabel atau Semi Permeabel (teori dari
Overton). Selektif permeabel berarti hanya dapat memasukkan /di lewati molekul
tertentu saja.
Fungsi dari selaput plasma ini adalah menyelenggarakan
transportasi zat dari sel yang
satu ke sel yang lain. Khusus pada sel tumbahan, selain mempunyai selaput
plasma masih ada satu struktur lagi yang letaknya di luar selaput plasma yang
disebut Dinding Sel (Cell Wall).
Dinding sel tersusun dari dua lapis senyawa Selulosa, di antara kedua lapisan selulosa tadi terdapat rongga
yang dinamakan Lamel Tengah (Middle
Lamel) yang dapat terisi oleh zat-zat penguat seperti Lignin, Chitine, Pektin, Suberine dan lain-lain.
Selain itu pada dinding sel tumbuhan kadang-kadang
terdapat celah yang disebut Noktah.
Pada Noktah/Pit sering terdapat
penjuluran Sitoplasma yang disebut Plasmodesma yang fungsinya hampir sama
dengan fungsi saraf pada hewan.
2. Sitoplasma dan Organel Sel
Bagian yang cair dalam sel dinamakan Sitoplasma khusus
untuk cairan yang berada dalam inti sel dinamakan Nukleoplasma), sedang bagian yang padat dan memiliki fungsi tertentu
digunakan Organel Sel. Penyusun
utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia
serta sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel.
Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di
dalam sitoplasma dan bersifat hidup (menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).
Ultrastruktur Sel Hewan, b. Ultrastruktur Sel Tumbuhan
Organel Sel tersebut antara lain
:
a. Retikulum Endoplasma (RE.)
a. Retikulum Endoplasma (RE.)
Yaitu struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel.
Dikenal dua jenis RE yaitu :
• RE. Granuler (Rough E.R)
• RE. Agranuler (Smooth E.R)
Fungsi R.E. adalah : sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri. Struktur R.E. hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
• RE. Agranuler (Smooth E.R)
Fungsi R.E. adalah : sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri. Struktur R.E. hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
Organel
ini berupa sistem membran yang berlipat-lipat, menghubungkan antara membran sel
dengan membran inti, dan berperan dalam proses transpor zat intra sel.
b. Ribosom (Ergastoplasma)
Struktur ini berbentuk bulat terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang melekat sepanjang R.E. dan ada pula yang soliter. Ribosom merupakan organel sel terkecil yang tersuspensi di dalam sel.
Ribosom
berfungsi sebagai tempat sintesis protein
dan merupakan contoh organel yang tidak bermembran. Organel ini terutama
disusun oleh asam ribonukleat, dan terdapat bebas dalam sitoplasma maupun
melekat pada RE.
c. Miitokondria (The Power House)
Mitokondria
adalah organel yang berfungsi sebagai tempat respirasi aerob untuk pembentukan ATP
sebagai sumber energi sel, karena
itu mitokondria diberi julukan
"The Power House". Organel yang hanya dimiliki
oleh sel aerob ini memiliki dua lapis membran. Membran bagian dalam
berlipat-lipat dan disebut krista, berfungsi memperluas permukaan sehingga
proses pengikatan oksigen dalam respirasi sel berlangsung lebih efektif. Bagian
yang terletak diantara membran krista berisi cairan yang disebut matriks banyak
mengandung enzim pernafasan atau sitokrom.
d. Lisosom
Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler. Salah satu enzimnya itu bernama Lisozym.
Berbentuk
kantong-kantong kecil dan umumnya berisi enzim pencernaan (hidrolisis) yang
berfungsi dalam peristiwa pencernaan intra sel. Sehubungan dengan bahan yang
dikandungnya lisosom memiliki peran dalam peristiwa:
- pencernaan intrasel : mencerna materi yang diambil secara fagositosis
- eksositosis : pembebasan sekrit keluar sel
- autofagi : penghancuran organel sel yang sudah rusak
- autolisis : penghancuran diri sel dengan cara melepaskan enzim pencerna dari dalam lisosom ke dalam sel.
e. Badan Golgi (Apparatus Golgi = Diktiosom)
Organel ini dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal.
Organel
ini berbentuk seperti kantong pipih, berfungsi dalam proses sekresi lendir,
glikoprotein, karbohidrat, lemak, atau enzim, serta berfungsi membentuk
lisosom. Karena fungsinya dalam hal sekresi, maka badan golgi banyak ditemui
pada sel-sel penyusun kelenjar.
f. Sentrosom (Sentriol)
Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun Meiosis). Sentrosom merupakan organel yang disusun oleh dua sentriole. Sentriole berbentuk seperti tabung dan disusun oleh mikrotubulus yang terdiri atas 9 triplet, terletak di dekat salah satu kutub inti sel. Sentriole ini berperan dalam proses pembelahan sel dengan membentuk benang spindel. Benang spindel inilah yang akan menarik kromosom menuju ke kutub sel yang berlawanan.
g. Plastida
Merupakan
organel yang umumnya berisi pigmen. Plastida yang berisi pigmen klorofil
disebut kloroplas, berfungsi sebagai organel utama penyelenggara proses
fotosintesis. Kromoplas adalah plastida yang berisi pigmen selain klorofil,
misalkan karoten, xantofil, fikoerithrin, atau fikosantin, dan memberikan warna
pada mahkota bunga atau warna pada alga. Plastida yang tidak berwarna disebut
leukoplas, termodifikasi sedemikian rupa sehingga berisi bahan organik. Ada
beberapa macam leukoplas berdasar bahan yang dikandungnya: amiloplas berisi
amilum, elaioplas (lipoplas) berisi lemak, dan proteoplas berisi protein.
Dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa.
Dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa.
Dikenal tiga jenis plastida yaitu :
1.
Lekoplas (Plastida berwarna
putih berfungsi sebagai penyimpan makanan), terdiri dari:
- Amiloplas (untak menyimpan amilum)
- Elaioplas (Lipidoplas) (untukmenyimpan lemak/minyak)
- Proteoplas (untuk menyimpan protein).
2. Kloroplas
yaitu plastida
berwarna hijau. Plastida ini berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai
tempat berlangsungnya fotosintesis.
3.
Kromoplas yaitu plastida yang
mengandung pigmen, misalnya :
- Karotin (kuning)
- Fikodanin (biru)
- Fikosantin (kuning)
- Fikoeritrin (merah)
h. Vakuola (RonggaSel)
Beberapa ahli tidak memasukkan vakuola sebagai organel sel. Benda ini dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Selaput pembatas antara vakuola dengan sitoplasma disebut Tonoplas
Vakuola berisi :
- garam-garam organik
- glikosida
- tanin (zat penyamak)
- minyak eteris (misalnya Jasmine pada melati, Roseine pada mawar Zingiberine pada jahe)
- alkaloid (misalnya Kafein, Kinin, Nikotin, Likopersin dan lain-lain)
- enzim
- butir-butir pati
Merupakan
rongga yang terbentuk di dalam sel, dan dibatasi membran yang disebut tonoplas.
Pada beberapa spesies dikenal
adanya vakuola kontraktil dan vaknola non kontraktil. Pada
tumbuhan vakuola berukuran sangat besar dan umumnya termodifikasi sehingga
berisi alkaloid, pigmen anthosianin, tempat penimbunan sisa metabolisme,
ataupun tempat penyimpanan zat makanan. Pada sel hewan vakuolanya kecil atau
tidak ada, kecuali hewan bersel satu. Pada hewan bersel satu terdapat dua jenis
vakuola yaitu vakuola makanan yang berfungsi dalam pencernaan intrasel dan
vakuola kontraktil yang berfungsi sebagai osmoregulator.
i. Mikrotubulus
Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai "rangka sel". Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung pembelahan. Selain itu mikrotubulus berguna dalam pembentakan Sentriol, Flagela dan Silia.
Mikrotubulus
berbentuk seperti benang silindris, disusun oleh protein yang disebut tubulin.
Sifat mikrotubulus kaku sehingga diperkirakan berfungsi sebagai ‘kerangka’ sel
karena berfungsi melindungi dan memberi bentuk sel. Mikrotubulus juga berperan
dalam pembentukan sentriol, silia, maupun flagela.
j. Mikrofilamen
Mikrofilamen
mirip seperti mikrotubulus, tetapi diameternya lebih kecil. Bahan yang
membentuk mikrofilamen adalah aktin dan miosin seperti yang terdapat pada otot.
Dari hasil penelitian diketahui ternyata mikrofilamen berperan dalam proses
pergerakan sel, endositosis, dan eksositosis. Gerakan Amuba merupakan contoh
peran dari mikrofilamen.
k. Peroksisom (Badan Mikro)
Ukurannya sama seperti Lisosom. Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati). Peroksisom merupakan kantong kecil yang berisi enzim katalase, berfungsi menguraikan peroksida (H2O2) yang merupakan sisa metabolisme yang bersifat toksik menjadi air dan oksigen. Organel ini banyak ditemui pada sel hati. Glioksisom adalah badan mikro pada tumbuhan, berperan dalam proses pengubahan senyawa lemak menjadi sukrosa.
3. Inti Sel (Nukleus)
Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu :
- Selapue Inti (Karioteka)
- Nukleoplasma (Kariolimfa)
- Kromatin / Kromosom
§ Nukleolus(anak inti).
Berdasarkan ada tidaknya selaput inti kita mengenal 2
penggolongan sel yaitu :
- Sel Prokariotik (sel yang tidak memiliki selaput inti), misalnya dijumpai pada bakteri, ganggang biru.
- Sel Eukariotik (sel yang memiliki selaput inti).
Fungsi dari inti sel adalah : mengatur semua aktivitas
(kegiatan) sel, karena di dalam inti sel terdapat kromosom yang berisi ADN yang
mengatur sintesis protein.
Inti bertugas mengendalikan semua aktivitas
sel mulai metabolisme hingga pembelahan sel. Pada sel eukariotik, inti
diselubungi oleh membran inti (karioteka) rangkap dua dan berpori, sedangkan
pada sel prokariotik inti tidak memiliki membran. Di dalam inti didapati cairan
yang disebut nukleoplasma, kromosom yang umumnya berupa benang kromatin, dan
anak inti (nukleolus) yang merupakan tempat pembentukan asam ribonukleat (ARN).
STRUKTUR DAN FUNGSI ORGANEL SEL
STRUKTUR
DAN FUNGSI ORGANEL SEL
Sel ialah bangunan bermembran yang merupakan unit terkecil penyusun tubuh hewan. Bagian sel yang terbesar ialah sitoplasma atau cairan sel. Sitoplasma diselubungi oleh selaput tipis yang disebut dengan membrane sitoplasma. Sel sendiri adalah kesatuan structural dan fungsional makhluk hidup di mana keberadaannya sangat berpengaruh terhadap kepribadian dan tingkah laku dari masing-masing - makhluk hidup. Dalam sitoplasma terdapat berbagai organel sel seperti retikulm endoplasma (RE), aparatus golgi, lisosom, mitokondria, membran inti, dan sentriol.
a. Mitokondria
Mitokondria merupakan organel yang memiliki dua unit membran, yaitu membran luar dan membran dalam. Antara kedua unit membran tersebut terdapat ruang antar membran dan di sebelah dalam membran terdapat matriks. Berfungsi sebagai tempat respirasi dalam sel, mitokondria memiliki struktur berupa lapisan berdinding rangkap dimana dibagian dalamnya terdapat lipatan-lipatan yang disebut krista. Krista ini berfungsi untuk memperluas bidang permukaan sehingga proses respirasi lebih efektif. Jumlah mitokondria pada setiap sel akan berbeda-beda tergantung lingkungannya. Dari hasil proses respirasi ini sehingga di dalam mitokondria dihasilkan ATP (Adenosin Tri Phospat).
b. Badan Golgi/Aparatus Golgi/Golgi Kompleks
Struktur berupa kantung pipih bertumpuk yang tersusun dari ukuran besar hingga kecil dan terikat membran. Struktur ini menyebar dalam sitoplasma. Berfungsi untuk mengeluarkan zat-zat sisa proses metabolisme atau sebagai alat ekskresi (pengeluaran zat metabolisme). Metabolisme: segala bentuk reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh. Metabolisme dibagi dua, yaitu reaksi pembentukan, dan reaksi penguraian. Pada tumbuhan badan golgi sering disebut diktosom.
Badan golgi berfungsi untuk:
- Mengangkut dan mengubah materi-materi zat kimia yang terdapat di dalamnya. Pada tanaman dapat menghasilkan sekret (zat yang dihasilkan oleh kelenjar) sehingga pada tanaman tertentu dapat berupa zat lilin atau zat lender.
- Sekresi protein, karbohidrat, glikoprotein dan lemak. Sekresi ialah proses pengeluaran zat oleh kelenjar dimana zat tersebut diperlukan organ-organ yang lain.
- Membentuk enzim-enzim pencernaan.
- Mensintesis polisakarida untuk pembentukan bahan dinding sel pada tumbuhan.
c. Retikulum Endoplasma (RE)
Retikulum endoplasma merupakan saluran-saluran halus yang berlekuk-lekuk berfungsi sebagai saluran penghubung antara nukleus dengan sitoplasma. Retikulum endoplasma dibagi menjadi dua macam, yaitu:
- RE berganular (RE kasar) yaitu RE dimana bagian permukaan luarnya terdapat bintik-bintik atau granula-granula. Granula ini adalah ribosom. RE kasar berfungsi untuk transportasi protein yang dihasilkan oleh ribosom
- RE tidak berganula (RE halus), yaitu RE yang bagian permukaannya halus atau tidak memiliki granula-granula. RE halus berfungsi untuk transportasi zat lemak dan steroid (hormon).
d. Sentrosom (Sentriol)
Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun Meiosis). Sentrosom bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis. Struktur ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.
MEKANISME TRANSPOR ZAT MELALUI MEMBRAN
Sel ialah bangunan bermembran yang merupakan unit terkecil penyusun tubuh hewan. Bagian sel yang terbesar ialah sitoplasma atau cairan sel. Sitoplasma diselubungi oleh selaput tipis yang disebut dengan membrane sitoplasma. Sel sendiri adalah kesatuan structural dan fungsional makhluk hidup di mana keberadaannya sangat berpengaruh terhadap kepribadian dan tingkah laku dari masing-masing - makhluk hidup. Dalam sitoplasma terdapat berbagai organel sel seperti retikulm endoplasma (RE), aparatus golgi, lisosom, mitokondria, membran inti, dan sentriol.
a. Mitokondria
Mitokondria merupakan organel yang memiliki dua unit membran, yaitu membran luar dan membran dalam. Antara kedua unit membran tersebut terdapat ruang antar membran dan di sebelah dalam membran terdapat matriks. Berfungsi sebagai tempat respirasi dalam sel, mitokondria memiliki struktur berupa lapisan berdinding rangkap dimana dibagian dalamnya terdapat lipatan-lipatan yang disebut krista. Krista ini berfungsi untuk memperluas bidang permukaan sehingga proses respirasi lebih efektif. Jumlah mitokondria pada setiap sel akan berbeda-beda tergantung lingkungannya. Dari hasil proses respirasi ini sehingga di dalam mitokondria dihasilkan ATP (Adenosin Tri Phospat).
b. Badan Golgi/Aparatus Golgi/Golgi Kompleks
Struktur berupa kantung pipih bertumpuk yang tersusun dari ukuran besar hingga kecil dan terikat membran. Struktur ini menyebar dalam sitoplasma. Berfungsi untuk mengeluarkan zat-zat sisa proses metabolisme atau sebagai alat ekskresi (pengeluaran zat metabolisme). Metabolisme: segala bentuk reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh. Metabolisme dibagi dua, yaitu reaksi pembentukan, dan reaksi penguraian. Pada tumbuhan badan golgi sering disebut diktosom.
Badan golgi berfungsi untuk:
- Mengangkut dan mengubah materi-materi zat kimia yang terdapat di dalamnya. Pada tanaman dapat menghasilkan sekret (zat yang dihasilkan oleh kelenjar) sehingga pada tanaman tertentu dapat berupa zat lilin atau zat lender.
- Sekresi protein, karbohidrat, glikoprotein dan lemak. Sekresi ialah proses pengeluaran zat oleh kelenjar dimana zat tersebut diperlukan organ-organ yang lain.
- Membentuk enzim-enzim pencernaan.
- Mensintesis polisakarida untuk pembentukan bahan dinding sel pada tumbuhan.
c. Retikulum Endoplasma (RE)
Retikulum endoplasma merupakan saluran-saluran halus yang berlekuk-lekuk berfungsi sebagai saluran penghubung antara nukleus dengan sitoplasma. Retikulum endoplasma dibagi menjadi dua macam, yaitu:
- RE berganular (RE kasar) yaitu RE dimana bagian permukaan luarnya terdapat bintik-bintik atau granula-granula. Granula ini adalah ribosom. RE kasar berfungsi untuk transportasi protein yang dihasilkan oleh ribosom
- RE tidak berganula (RE halus), yaitu RE yang bagian permukaannya halus atau tidak memiliki granula-granula. RE halus berfungsi untuk transportasi zat lemak dan steroid (hormon).
d. Sentrosom (Sentriol)
Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun Meiosis). Sentrosom bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis. Struktur ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.
MEKANISME TRANSPOR ZAT MELALUI MEMBRAN
Sel merupakan penyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Hewan selalu melakukan atau mengalami pertukaran zat dengan lingkungannya. Hewan bersel satu, contohnya amoeba menyelenggarakan proses pertukaran zat, menyerap makanan, dan mengeluarkan zat-zat sisa melalui seluruh permukaan tubunya. Segala aktivitas terjadi dalam sel, sehingga fungsi jaringan pun dapat dilakukan dengan baik. Tentunya di sini ada hubungan antara sel satu dengan yang lain, terutama dalam hal transpor zat-zat untuk proses metabolisme. Zat-zat tersebut keluar masuk sel dengan melewati membran sel. Cara zat melewati membran sel melalui beberapa mekanisme berikut.
1. Transpor Pasif
Transpor pasif merupakan perpindahan zat yang tidak memerlukan energi. Perpindahan zat ini terjadi karena perbedaan konsentrasi antara zat atau larutan. Transpor pasif melalui peristiwa difusi, osmosis, dan difusi terbantu.
a. Difusi
Proses ini merupakan perpindahan molekul larutan berkonsentrasi tinggi menuju larutan berkonsentrasi rendah tanpa melalui selaput membran. Ini menunjukkan proses terjadinya difusi. Pada permulaan percobaan semula molekul glukosa ada di bagian A. Setelah beberapa saat, proses difusi menyebabkan konsentrasi glukosa di A turun dan di B naik dengan kecepatan yang sama. Setelah 3 jam, konsentrasi pada kedua ruang tersebut sama dan keseimbangan akan tercapai. Difusi pada membran sel (selaput plasma) dapat terlihat pada Gambar 1.15!
Proses difusi sering terjadi pada tubuh kita. Tanpa kita sadari, tubuh kita selalu melakukan proses ini, yaitu pada saat kita menghirup udara. Ketika menghirup udara, di dalam tubuh akan terjadi pertukaran gas antarsel melalui proses difusi. Contoh lain proses difusi adalah saat kita membuat minuman sirup. Sirup yang kita larutkan dengan air akan bergerak dari larutan yang konsentrasinya tinggi ke larutan yang konsentrasinya rendah. Pada masing-masing zat, kecepatan difusi berbeda-beda. Untuk contoh kasus yang dijelaskan, yaitu antara sirup dan gas, maka kecepatan difusi sirup lebih besar pada gas.
b. Osmosis
Untuk memahami tentang osmosis, perhatikan Gambar 1.16 menunjukkan proses osmosis. Air akan berpindah dari A menuju B melalui membran semi permeabel sehingga diperoleh hasil larutan isotonis, yaitu konsentrasi air sama untuk dua larutan antara A dan B, walaupun hasil akhirnya nanti volume antara A dan B berbeda. Setelah terjadi osmosis, maka gambar prosesnya menjadi seperti berikut.
Dari ilustrasi itu dapat disimpulkan bahwa osmosis adalah proses perpindahan air dari zat yang berkonsentrasi rendah (hipotonis) ke larutan yang berkonsentrasi tinggi (hipertonis) melalui membran semipermeabel, sehingga didapatkan larutan yang berkonsentrasi seimbang (isotonis). Peristiwa osmosis dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari antara lain pada penyerapan air melalui bulu-bulu akar, dan mengerutnya sel darah merah yang dimasukkan ke dalam larutan hipertonis.
c. Difusi Terbantu
Proses difusi terbantu difasilitasi oleh suatu protein. Difusi terbantu sangat tergantung pada suatu mekanisme transpor dari membran sel. Difusi terbantu dapat ditemui pada kehidupan sehari-hari, misalnya pada bakteri Escherichia coli yang diletakkan pada media laktosa. Membran sel bakteri tersebut bersifat impermeabel sehingga tidak dapat dilalui oleh laktosa. Setelah beberapa menit kemudian bakteri akan membentuk enzim dari dalam sel yang disebut permease, yang merupakan suatu protein sel. Enzim permease inilah yang akan membuatkan jalan bagi laktosa sehingga laktosa ini dapat masuk melalui membran sel.
2. Transpor Aktif
Transpor aktif merupakan transpor partikel-partikel melalui membran semipermeabel yang bergerak melawan gradien konsentrasi yang memerlukan energi dalam bentuk ATP. Transpor aktif berjalan dari larutan yang memiliki konsentrasi rendah ke larutan yang memiliki konsentrasi tinggi, sehingga dapat tercapai keseimbangan di dalam sel. Adanya muatan listrik di dalam dan luar sel dapat mempengaruhi proses ini, misalnya ion K+, Na+dan Cl+. Peristiwa transpor aktif dapat Anda lihat pada peristiwa masuknya glukosa ke dalam sel melewati membran plasma dengan menggunakan energi yang berasal dari ATP. Contoh lain terjadi pada darah di dalam tubuh kita, yaitu pengangkutan ion kalium (K) dan natrium (Na) yang terjadi antara sel darah merah dan cairan ekstrasel (plasma darah). Kadar ion kalium pada sitoplasma sel darah merah tiga puluh kali lebih besar daripada cairan plasma darah. Tetapi kadar ion natrium plasma darah sebelas kali lebih besar daripada di dalam sel darah merah. Adanya pengangkutan ion bertujuan agar dapat tercapai keseimbangan kadar ion di dalam sel. Mekanisme transpor ion ini dapat terlihat pada Gambar 1.17 berikut.
Peristiwa transpor aktif dibedakan menjadi dua, yaitu endositosis dan eksositosis.
a. Endositosis
Endositosis merupakan peristiwa pembentukan kantong membran sel. Endositosis terjadi karena ada transfer larutan atau partikel ke dalam sel. Peristiwa endositosis dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1) Pinositosis
Pinositosis merupakan peristiwa masuknya sejumlah kecil medium kultur dengan membentuk lekukan-lekukan membran sel. Peristiwa ini dapat terjadi bila konsentrasi protein dan ion tertentu pada medium sekeliling sel sesuai dengan konsentrasi di dalam sel. Proses pinositosis dapat diamati dengan mikroskop elektron. Sel-sel yang melakukan proses pinositosis ini antara lain sel darah putih, epitel usus, makrofag hati, dan lain-lain. Tahapan proses pinotosis adalah sebagai berikut.
Keterangan gambar:
1. Molekul-molekul medium kultur mendekati membran sitoplasma.
2. Molekul-molekul mulai melekat (menempel) pada plasma, hal ini terjadi karena adanya konsentrasi yang sesuai antara protein dan ion tertentu pada medium sekeliling sel dengan di dalam sel.
3. Mulai terbentuk invaginasi pada membran sitoplasma.
4. Invaginasi semakin ke dalam sitoplasma.
5. Terbentuk kantong dalam sitoplasma dan saluran pinositik.
6. Kantong mulai lepas dari membran plasma dan membentuk gelembunggelembung kantong.
7. Gelembung-gelembung kantong mulai mempersiapkan diri untuk melakukan
fragmentasi. Gelembung pecah menjadi gelembung yang lebih kecil.
2) Fagositosis
Fagositosis merupakan peristiwa yang sama seperti pada pinositosis tetapi terjadi pada benda padat yang ukurannya lebih besar. Fagositosis dapat diamati dengan mikroskop misalnya yang terjadi pada Amoeba.Keterangan gambar:
1. Sebuah sel Amoeba mendekati sel Paramaecium.
2. Amoeba membentuk kaki semu (pseudopodia) dan semakin mendekati Paramaecium.
3. Amoeba mengurung sel Paramaecium dengan kaki semu dan memasukkannya ke dalam vakuola makanan.
4. Lisosom pada Amoeba mulai bergabung (fusi) dengan vakuola makanan untuk mengeluarkan enzim pencernaan.
b. Eksositosis
Eksositosis adalah proses keluarnya suatu zat ke luar sel. Proses ini dapat Anda lihat pada proses kimia yang terjadi dalam tubuh kita, misalnya proses pengeluaran hormon tertentu. Semua proses sekresi dalam tubuh merupakan proses eksositosis. Sel-sel yang mengeluarkan protein akan berkumpul di dalam badan golgi. Kantong yang berisi protein akan bergerak ke arah permukaan sel untuk mengosongkan isinya.
Tahap-tahap fagositosis dapat terlihat pada Gambar 1.19!
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa membran sel memiliki struktur
yang terdiri atas protein, lipid dan karbohidrat serta memiliki fungsi sebagai
pembatas antara komponen dalam sel dan komponen diluar sel, dan sebagai media
pertukaran bahan-bahan yang berada didalam maupun diluar sel dengan beberapa
jenis transport berupa, bentuk aktif maupun pasif.
DAFTAR PUSTAKA
Wiwi
isnaeni. 2006. Fisiolgi Hewan.
Anonim. 2009. Struktur dan fungsi sel. (online). (http://www.membuatblog.web.id/2010/02/struktur- dan-fungsi-sel.html).
Anonim. 2009. Struktur dan fungsi sel. (online). (http://www.membuatblog.web.id/2010/02/struktur- dan-fungsi-sel.html).
http://biologimediacentre.com/organel-organel-sel
http://y0645.wordpress.com/2009/07/23/organel-organel-sel/
Komentar
Posting Komentar