FISIOLOGI PERSALINAN
ISIOLOGI
PERSALINAN
Oleh
Kelompok : 8
Anggota : Indriyana Yasa
Fitriani
Ratna Mbadi
Winarti Abdul
Latif
Riska Yuliana Asis
Kelas : G.14
UNIVERSITAS
INDONESIA TIMUR
FAKULTAS
KEPERAWATAN
PROGRAM
STUDI DIII KEBIDANAN
MAKASSAR
2015
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah SWT. Karena berkat rahmat dan petunjuk-Nyalah, kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul:“ Fisiologi persalinan“ Tidak lupa juga kami ucapkan terima
kasih kepada dosen pembimbing.
Kami telah
berusaha dengan segenap kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
akan tetapi, kami menyadari bahwai segi
materi makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi materi maupun
tata cara penulisannya. oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca, agar di lain kesempatan kami
dapat memperbaiki kekurangan- kekurangan yang ada.
Akhirnya, semoga dengan membaca makalah ini , sedikit banyaknya akan menambah pengetahuan kita.
Makassar, Juni 2015
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................
i
Daftar Isi...............................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
2.
Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
1.
Pengertian Persalian
2.
Sebab-Sebab Mulainya Persalinan
3.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Persalinan
4.
Tahapan Persalian
5.
Penurunan Kepala Janin Menurut
Sistem Perlimaan
6.
Karakteristik Persalian
Sesunggunya dan Persalinan Semu
7.
Penapisan saat Persalian
8.
Mekanisme Persalinan Normal
BAB III PENUTUP
1.
Kesimpulan
2.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan
setiap kehamilan, dan kelangsungan hidup spesies pada akhirnya, bergantung pada
lahirnya bayi yang sehat dan cukup matang untuk bertahan hidup. Pada kehamilan
dan persalinan, uterus harus melakukan 2 fungsi yang sangat berbeda. Uterus
harus tumbuh, tetapi dalam keadaan tenang selama kehamilan agar janin dapat
berkembang dan kemudian, pada saat yang tepat, melakukan aktifitas yang kuat
dan terkoordinasi yang menyebabkan lahirnya bayi yang matang. Factor yang
mengendalikan tradisi dari suatu keadaan ke keadaan lain masih belum dipahami
dengan jelas, tetapi sangat penting untuk memahami, baik kemungkinan penyebab
partus prematurus maupun bagaimana mengindusi persalinan tanpa mengakibatkan
kegawatan pada janin.
B. Tujuan
Adapun
tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan makalah ini, sebagai berikut :
1. Diketehuinya gambaran
pengertian-pengertian tentang persalinan normal
2. Diketahuinya gambaran sebab-sebab
mulainya persalinan
3. Diketahuinya gambaran proses
persalinan normal
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Persalian
Persalinan adalah proses pengeluaran
hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di
luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau
tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini di mulai dengan adanya kontrasi
persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan
diakhiri dengan kelahiran plasenta.
Bentuk persalinan berdasarkan defenisi :
a. Persalinan Spontan, bila seluruh persaliana berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.
b. Persalinan Buatan, bila persalian berlangsung dengan bantuan tenaga dari luar
c. Persalinan Anjuran, bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan pemberian rangsang.
a. Persalinan Spontan, bila seluruh persaliana berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.
b. Persalinan Buatan, bila persalian berlangsung dengan bantuan tenaga dari luar
c. Persalinan Anjuran, bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan pemberian rangsang.
Kelahiran bayi
merupakan pristiwa penting bagi kehidupan seorang pasien dan keluarganya.
Sangat pentng untuk diingat bahwa persalinan adalah proses yang normal dan
merupakan kejadian yang sehat. Namun demikian, potensi terjadinya komplikasi
yang mengancam nyawa selalu ada sehingga bidan harus mengamati dengan ketat
pasien dan bayi
sepanjang
proses melahirkan. Dukungan yang terus menerus an penatalaksanaan yang trampil
ari bidan dapat menyumbangkan suatu pengalaman melahirkan yang menyenagkan
dengan hasil persalinan yang sehat dan memuaskan.
B. Sebab-Sebab Mulainya Persalinan
Sebab–sebab
terjadinya persalinan masih merupakan teori yang kompleks. Teori penyebab persalinan
adalah sebagai berikut :
a. Penurunan Kadar Progesteron
Adalah Proses penurunan fungsi plasenta terjadi mulai usia
Adalah Proses penurunan fungsi plasenta terjadi mulai usia
kehamilan 28 minggu, dimana
terjadinya penimbunan jaringan ikat sehingga pembuluh darah mengalami
penyempitan dan buntu. Produksi progesteron menurun sehingga otot rahim menjadi
sensitif terhadap oksitosin.
b. Teori Oxytocin
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofise posterior. Perubahan hormon estrogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahim sehingga terjadi his
c. Keregangan Otot- Otot
Otot rahim mempunyai kemampuan untuk merenggang dalam
batas tertentu, setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai.
b. Teori Oxytocin
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofise posterior. Perubahan hormon estrogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahim sehingga terjadi his
c. Keregangan Otot- Otot
Otot rahim mempunyai kemampuan untuk merenggang dalam
batas tertentu, setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai.
d.
Pengaruh
Janin
Kehamilan dengan Aensephalus sering terjadi keterlambatan
persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus (Teori ini dikemukakan oleh
Linggin 1973). Dari berbagai percobaan maka dapat disimpulkan ada hubungan
antara hipotalamus-pituitari dengan mulainya persalinan.
e. Teori
Prostaglandin
Prostaglandin meningkat sejak umur
kehamilan 15 minggu. Prostaglandin dihasilkan oleh desidua, dapat menimbulkan
kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi di keluarkan. Pemberian oksitosin
pada kehamilan dapat menimbulkan his .
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan
Persalinan ditentukan oleh 3 (tiga)
faktor “P” utama :
1.
Power ( Tenaga atau Kekuatan )
His (kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan ibu, keadaan kardiovaskular respirasi metabolik ibu. His dibedakan sebagai berikut :
a. His Pendahuluan atau his palsu, yang sebetulnya hanya peningkatan dari kontraksi braxton hicks. His pendahuluan bersifat tidak teratur dan
His (kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan ibu, keadaan kardiovaskular respirasi metabolik ibu. His dibedakan sebagai berikut :
a. His Pendahuluan atau his palsu, yang sebetulnya hanya peningkatan dari kontraksi braxton hicks. His pendahuluan bersifat tidak teratur dan
menyebabkan
nyeri di perut bagian bawah dan lipat paha.
b. His persalianan, kontraksi rahim bersifat otonom artinya tidak dipengaruhi oleh kemauan.
Sifat his yang normal adalah sebagai berikut :
a. kontraksi otot rahim dimulai dari cornu
b. fundal dominan, yaitu kekuatan paling tinggi di fundus uteri
c. Kekuatanya seperti gerakan memeras isi rahim
d. Otot rahim yang tidak berkontraksi tidak kembali ke panjang semula, sehingga terjadi retraksi dan pembentukan segmen bawah rahim
e. Pada setiap his terjadi perubahan pada serviks yaitu menipis dan membuka
b. His persalianan, kontraksi rahim bersifat otonom artinya tidak dipengaruhi oleh kemauan.
Sifat his yang normal adalah sebagai berikut :
a. kontraksi otot rahim dimulai dari cornu
b. fundal dominan, yaitu kekuatan paling tinggi di fundus uteri
c. Kekuatanya seperti gerakan memeras isi rahim
d. Otot rahim yang tidak berkontraksi tidak kembali ke panjang semula, sehingga terjadi retraksi dan pembentukan segmen bawah rahim
e. Pada setiap his terjadi perubahan pada serviks yaitu menipis dan membuka
2. Passage (
Jalan Lahir )
Jalan lahir terdiri atas panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat, dasar panggul, vagina dan introitus. Jalan lahir di bagi atas :
a. Bagian Keras : Tulang-tulang panggul
b. Bagian Lunak : Uterus, otot dasar panggul, dan perineum.
Jalan lahir terdiri atas panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat, dasar panggul, vagina dan introitus. Jalan lahir di bagi atas :
a. Bagian Keras : Tulang-tulang panggul
b. Bagian Lunak : Uterus, otot dasar panggul, dan perineum.
3. Passanger ( Janin dan Plasenta )
Keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/berat janin, ada atau tidak kelainan anatomik mayor) (++ faktor-faktor "P" lainnya : psychology, physician, position).
Keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/berat janin, ada atau tidak kelainan anatomik mayor) (++ faktor-faktor "P" lainnya : psychology, physician, position).
Menurut Wiknyosastro, dkk (1999 : 186),
3 (tiga) faktor penting yang memegang peranan pada persalinan, ialah :
3 (tiga) faktor penting yang memegang peranan pada persalinan, ialah :
1. kekuatan-kekuatan yang ada pada ibu
seperti kekuatan his dan kekuatan mengedan,
2. keadaan jalan lahir,
3. janinnya sendiri.
Dengan adanya keseimbangan kesesuaian antara faktor-faktor tersebut, persalinan normal diharapkan dapat berlangsung.
2. keadaan jalan lahir,
3. janinnya sendiri.
Dengan adanya keseimbangan kesesuaian antara faktor-faktor tersebut, persalinan normal diharapkan dapat berlangsung.
D. Tahapan Persalian
1.
Kala I ( Kala Pembukaan )
Permulaan persalinan ditandai dengan
keluarnya lendir bercampur darah karena serviks mulai mendatar dan membuka.
Kala pembuka dibagi menjadi dua fase (mochtar, 1994).
a.
Fase Laten: pembukaan serviks berlangsung lambat,
sampai pembukaan 3 cm yang berlangsung dalam 7-8 jam.
b. Fase Aktif: Pembukaan serviks 4 cm-10 cm, berlangsung selama 6 jam. yang dibagi atas tiga subfase, antara lain.
Fase Akselerasi, pembukaan 3 cm menjadi 4 cm yang berlangsung selam 2 jam.
Fase Dilatasi Maksimal, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.
Fase Deselerasi, yaitu pembukaan berlangsung lambat kembali dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm mencapai lengkap 10 cm.
Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung selama 12 jam sedangkan multigravida sekitar 8 jam. Bardasarkan kurva Friedman diperhitungkan pembukaan primigravida adalah 1 cm tiap jam dan untuk multigravida 2 cm tiap jam. Dengan perhitungan tersebut, maka waktu pembuaan lengkap dapat diperkirakan.
b. Fase Aktif: Pembukaan serviks 4 cm-10 cm, berlangsung selama 6 jam. yang dibagi atas tiga subfase, antara lain.
Fase Akselerasi, pembukaan 3 cm menjadi 4 cm yang berlangsung selam 2 jam.
Fase Dilatasi Maksimal, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.
Fase Deselerasi, yaitu pembukaan berlangsung lambat kembali dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm mencapai lengkap 10 cm.
Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung selama 12 jam sedangkan multigravida sekitar 8 jam. Bardasarkan kurva Friedman diperhitungkan pembukaan primigravida adalah 1 cm tiap jam dan untuk multigravida 2 cm tiap jam. Dengan perhitungan tersebut, maka waktu pembuaan lengkap dapat diperkirakan.
2. Kala II ( Kala
Pengeluaran Janin )
Menurut mochtar (1994), pada kala pengeluaran janin, his
terkoordinir, kuat, interval 2-3 menit dengan durasi 50 sampai 100 detik. Pada
akhir kala I ketuban akan pecah disertai pengeluaran cairan mendadak, kepala janin turun masuk ruang
panggul, sehingga terjadi tekanan pada otot dasar panggul yang akan menimbulkan
keinginan untuk mengejan. Oleh karena tertekannya fleksus Franken Hauser, ibu
merasa seperti ingin buang air besar karena adanya tekanan pada rektum. Tanda-tanda
kala II (Farrer, 2001) antara lain :
a. pemeriksaan vaginal serviks sudah dilatasi penuh.
b. Selaput amnion biasanya sudah pecah.
c. His atau kontraksi uterus yang berlangsung panjang kuat, dan
tidak begitu sering bukan 2-3 menit lagi, melainkan sekitar 3-5
menit sekali.
d. Mungkin terdapat tetesan darah dari vagina.
e. Ibu mengalami desakan kuat untuk mengejan.
f. Vulva-vagina dan Sfingter ani terlihat berlilatasi.
g. Perineum tampak menonjol.
Diagnosis kala II ditegakkan atas dasar pemeriksaan dalam yang menunjukkan Pembukaan serviks telah lengkap, Terlihat bagian kepala bayi pada introitus vagina.
a. pemeriksaan vaginal serviks sudah dilatasi penuh.
b. Selaput amnion biasanya sudah pecah.
c. His atau kontraksi uterus yang berlangsung panjang kuat, dan
tidak begitu sering bukan 2-3 menit lagi, melainkan sekitar 3-5
menit sekali.
d. Mungkin terdapat tetesan darah dari vagina.
e. Ibu mengalami desakan kuat untuk mengejan.
f. Vulva-vagina dan Sfingter ani terlihat berlilatasi.
g. Perineum tampak menonjol.
Diagnosis kala II ditegakkan atas dasar pemeriksaan dalam yang menunjukkan Pembukaan serviks telah lengkap, Terlihat bagian kepala bayi pada introitus vagina.
3. Kala III ( Kala
Pengeluaran Plasenta )
Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10 menit. Lepasnya plasenta secara Schultze yang biasanya tidak ada perarahan sebelum plasenta lahir dan banyak mengeluarkan darah setelah plasenta lahir. Sedangkan pengeluaran plasenta cara Duncan yaitu plasenta lepas dari pinggir, biasanya darah mengalir keluar antara selaput ketuban (Mochtar 1994). Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memerhatikan tanda-tanda:
a. uterus menjadi bundar;
b. fundus uterus mengalami kontraksi kuat;
c. uterus terdorong ke atas karena plasenta lepass ke segmen bawah
rahim;
d. tali pusat bertambah panjang;
e. terjadi pendarahan
4. Kala IV ( Kala Observasi atau Pengawasan )
Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10 menit. Lepasnya plasenta secara Schultze yang biasanya tidak ada perarahan sebelum plasenta lahir dan banyak mengeluarkan darah setelah plasenta lahir. Sedangkan pengeluaran plasenta cara Duncan yaitu plasenta lepas dari pinggir, biasanya darah mengalir keluar antara selaput ketuban (Mochtar 1994). Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memerhatikan tanda-tanda:
a. uterus menjadi bundar;
b. fundus uterus mengalami kontraksi kuat;
c. uterus terdorong ke atas karena plasenta lepass ke segmen bawah
rahim;
d. tali pusat bertambah panjang;
e. terjadi pendarahan
4. Kala IV ( Kala Observasi atau Pengawasan )
Kala IV
dimaksudkan untuk observasi pendarahan postpartun. Paling sering terjadi pendarahan pad dua jam pertama, yang perlu
diobservasi adalah:
a. Tingkat kesadaran;
b. Pemeriksaan Tanda tanda vital ( tekanan darah, nadi, danpernapasan)
c. Kontrkasi uterus;
d. Terjadinya pendarahan. Pendarahan dikatakan normal jika jumlahnya
tidak lebih dari 400-500 cc.
E. Penurunan Kepala Janin Menurut Sistem Perlimaan
a. Tingkat kesadaran;
b. Pemeriksaan Tanda tanda vital ( tekanan darah, nadi, danpernapasan)
c. Kontrkasi uterus;
d. Terjadinya pendarahan. Pendarahan dikatakan normal jika jumlahnya
tidak lebih dari 400-500 cc.
E. Penurunan Kepala Janin Menurut Sistem Perlimaan
Periksa
Luar |
Periksa
Dalam |
Keterangan
|
5/5
|
|
Kepala diatas
PAP, mudah di gerakkan
|
4/5
|
H I-II
|
Sulit
digerakkan, bagian terbesar kepala belum masuk panggul
|
3/5
|
H II-III
|
Bagian
terbesar kepala belum masuk panggul
|
2/5
|
H III +
|
Bagian terbesar kepala sudah masuk panggul
|
1/5
|
H III-IV
|
Kepala di dasar panggul
|
0/5
|
H IV
|
Di perineum
|
F. Karakteristik Persalinan Sesungguhnya dan Persalinan
Semu
No
|
Persalinan Sesungguhnya
|
Persalinan Semu
|
1.
|
Serviks
menipis dan membuka
|
Tidak ada
perubahan pada serviks
|
2.
|
Rasa nyeri
dengan interval teratur
|
Rasa nyeri
tidak teratur
|
3.
|
Interval
antara rasa nyeri yang semakin perlahan semakin pendek
|
Tidak ada perubahan
interval antara rasa nyeri yang satu dengan yang lain
|
4.
|
Waktu dan
kekuatan kontraksi semakin bertambah
|
Tidak ada
perubahan pada waktu dan kekuatan kontraksi
|
5.
|
Rasa nyeri
terasa di bagian belakang dan menyebar ke depan
|
Kebanyakan
rasa nyeri di bagian depan
|
6.
|
Berjalan
menambah intensitas
|
Tidak ada
perubahan rasa nyeri dengan berjalan
|
7.
|
Ada hubungan
antara tingkat kekuatan kontraksi dengan intensitas rasa nyeri
|
Tidak ada
hubungan antara tingkat kekuatan kontraksi uterus dengan intensitas nyeri
|
8.
|
Lendir darah
sering nampak
|
Tidak ada
lendir darah
|
9.
|
Ada penurunan
bagian kepala bayi
|
Tidak ada
kemajuan penurunan bagian terendah janin
|
10.
|
Kepala janin
sudah terfiksasi di PAP di antara kontraksi
|
Kepala belum
masuk PAP walaupun ada kontraksi
|
11.
|
Pemberian
obat penenang tidak menghentikan proses persalinan sesungguhnya
|
Pemberian
obat penenang yang efesien menghentikan rasa nyeri pada persalinan semu
|
G. Penapisan
Saat Persalinan
Bidan harus
merujuk ibu apabila didapati salah satu atau lebih penyulit sebagai berikut :
a. Riwayat bedah sc
b. Perdarahan pervaginam
c. Persalian kurang bulan ( usia kehamilan kurang dari 37 minggu )
d. Ketuban pecah dengan mekonium yang kental
e. Ketubah pecah lama ( lebih dari 24 jam )
f. Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan ( kurang dari 37 minggu)
g. Ikterus
h. Anemia berat
i. Tanda atau gejala infeksi
j. Preklamsia atau hipertensi dalam kehamilan
k. Tinggi fundus uteri 40 cm atau lebih
l. Gawat janin
m. Primipara dalam fase aktif persalinan dengan palpasi kepala janin
masih 5/5
n. Kehamilan Gameli
a. Riwayat bedah sc
b. Perdarahan pervaginam
c. Persalian kurang bulan ( usia kehamilan kurang dari 37 minggu )
d. Ketuban pecah dengan mekonium yang kental
e. Ketubah pecah lama ( lebih dari 24 jam )
f. Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan ( kurang dari 37 minggu)
g. Ikterus
h. Anemia berat
i. Tanda atau gejala infeksi
j. Preklamsia atau hipertensi dalam kehamilan
k. Tinggi fundus uteri 40 cm atau lebih
l. Gawat janin
m. Primipara dalam fase aktif persalinan dengan palpasi kepala janin
masih 5/5
n. Kehamilan Gameli
H. Mekanisme
Persalinan Normal
Gerakan-gerakan
utama dari mekanisme persalinan adalah sebagai berikut :
a. Penurunan Kepala
Pada primigravida, masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul
biasanya sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan, tetapi pada
multigravida biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya kepala ke dalam PAP, biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi yang ringan. Masuknya kepala melewati pintu atas panggul (PAP) dapat dalam keadaan asinklitismus yaitu bila sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di antara simfisis dan promontorium . Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan kala II persaliana. Hal ini disebabkan karena adanya kontraksi dan retraksi dari segmen atas rahim , yang menyebabkan tekanan langsung fundus pada bokong janin.
a. Penurunan Kepala
Pada primigravida, masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul
biasanya sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan, tetapi pada
multigravida biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya kepala ke dalam PAP, biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi yang ringan. Masuknya kepala melewati pintu atas panggul (PAP) dapat dalam keadaan asinklitismus yaitu bila sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di antara simfisis dan promontorium . Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan kala II persaliana. Hal ini disebabkan karena adanya kontraksi dan retraksi dari segmen atas rahim , yang menyebabkan tekanan langsung fundus pada bokong janin.
b. Fleksi
Pada awal persalinan, kepala bayi dalam keadaan fleksi yang ringan. Dengan majunya kepala biasanya fleksi juga bertambah. Pada pergerakan ini dagu dibawa lebih dekat ke arah dada janin sehingga ubun-ubun kecil lebih rendah dari ubun-ubun besar. Hal ini disebabkan karena adanya tahanan dari dinding serviks, dinding pelvis.
Pada awal persalinan, kepala bayi dalam keadaan fleksi yang ringan. Dengan majunya kepala biasanya fleksi juga bertambah. Pada pergerakan ini dagu dibawa lebih dekat ke arah dada janin sehingga ubun-ubun kecil lebih rendah dari ubun-ubun besar. Hal ini disebabkan karena adanya tahanan dari dinding serviks, dinding pelvis.
c. Rotasi Dalam
( putaran paksi dalam )
Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedimikan rupa sehingga begian terendah dari bagian depan janin memutar ke depan ke bawah simfisis. Rotasi dalam penting untuk menyelesaikan persalinan kerana merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bidang tengah dan pintu bawah panggul.
Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedimikan rupa sehingga begian terendah dari bagian depan janin memutar ke depan ke bawah simfisis. Rotasi dalam penting untuk menyelesaikan persalinan kerana merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bidang tengah dan pintu bawah panggul.
d. Ekstensi
Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil berada di bawah simfisis, maka terjadilah ekstensi dari kepala janin. Hal ini di sebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan dan ke atas sehingga kepala harus mengadakan fleksi untuk melewatinya.
Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil berada di bawah simfisis, maka terjadilah ekstensi dari kepala janin. Hal ini di sebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan dan ke atas sehingga kepala harus mengadakan fleksi untuk melewatinya.
e. Rotasi Luar
( putaran paksi luar )
Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi yaitu kepala bayi memutar kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam.
Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi yaitu kepala bayi memutar kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam.
f. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai dibawah simfisis dan menjadi hipomoclion untuk kelahiran bahu belakang. Setelah kedua bahu bayi lahir, selanjutnya seluruh badan bayi di lahirkan searah dengan sumbu jalan lahir.
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai dibawah simfisis dan menjadi hipomoclion untuk kelahiran bahu belakang. Setelah kedua bahu bayi lahir, selanjutnya seluruh badan bayi di lahirkan searah dengan sumbu jalan lahir.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka kami dapat menyimpulkan tentang materi yang dibahas, sebagai berikut, Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini di mulai dengan adanya kontrasi persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta.
Berdasarkan uraian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka kami dapat menyimpulkan tentang materi yang dibahas, sebagai berikut, Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini di mulai dengan adanya kontrasi persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta.
Dalam melakukan pencegahan banyaknya
angka kematian ibu ataupun anak saat proses persalinan, perlu dilakukan asuhan
persalinan kala I, II, III, dan IV sebagai berikut :
a. Kala I, tahap pembukaanin partu
(partus mulai) ditandai dengan lendir bercampur darah, karena serviks mulai
membuka dan mendatar.
b. Kala II , pada kala pengeluaran
janin, rasa mulas terkordinir, kuat, cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit
sekali.
c. Kala III, pada kala ini terjadi pengeluaran plasenta setelah
pengeluaran janin.
d. Kala IV, tahap ini digunakan untuk
melakukan pengawasan terhadap bahaya perdarahan. Pengawasan ini
dilakukan selam kurang lebih dua jam.
B. Saran
Adanya makalah ini diharapkan pembaca agar mempelajari isi dari makalah tersebut. Agar lebih meningkatkan wawasan dan pengetahuan mengenai asuhan persalinan yang terbagi atas empat kala.Sebaiknya pembaca mencari buku ataupun mencari di internet mengenai asuhan persalinan agar lebih memehami asuhan persalinan.
DAFTAR
PUSTAKA
Aa-aamas.
2011. Online. http://aa-aamas.blogspot.com/2011/03/makalah-asuhan-
persalinan.html Akses 12 11 2012.
persalinan.html Akses 12 11 2012.
Anakamak.
2010. Online. http://anakamak07.blogspot.com/2010/07/bab-i-
pendahuluan- i.html. Akses 21 11 2012.
pendahuluan- i.html. Akses 21 11 2012.
Bencoolen,
Rafless. 2011. Online.
Midwifery,
Lheys. 2011. Online. http://lheyzuthary.blogspot.com/2011/04/asuhan-persalinan-kala-iii.html.
.
Reza
Muhamad Pahlevi. 2012. Online. http://muhamadrezapahlevi.blogspot.com/2012/05/konsep-dasar persalinan.html.
Komentar
Posting Komentar