PENGARUH PEMAHAMAN DIRI TERHADAP PROSES KIP/K



DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR………......….......……..................…………………………i
DAFTAR ISI…………………..………..................……..…………………..……ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang……......………...………......................................………...1
B.       Rumusan Masalah……....………………………..........……………...............1
C.       Tujuan Penulisan...............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A.      Pemahaman Diri................................................................................................2
1.         Pengertian Pemahaman Diri.......................................................................3
2.         Tujuan Pemahaman Diri............................................................................4
B.       Pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimiliki Konselor........................4
C.       Pengaruh Pemahaman Diri Terhadap KIP/K..................................................10
1.         Pengertian KIP/K.....................................................................................10
2.         Tujuan KIP/K...........................................................................................12
3.         Pengaruh Pemahaman Diri Terhadap KIP/K...........................................12
BAB IV PENUTUP
A.      Kesimpulan.....................................................................................................14
B.       Saran ...............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Komunikasi interpersonal merupakan interaksi yang dilakukan dari orang ke orang, yang bersifat dua arah secara verbal adan nonverbal, dengan saling berbagi informasi dan perasaan antar individu dengan individu atau antara individu dalam kelompok kecil. Sedangkan, konseling sendiri adalah suatu proses pemberian informasi objektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan panduann komunikasi interpersoinal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik, bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini. Masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masaslah tersebut.
B.       Rumusan Masalah
1.         Apakah yang dimaksud dengan Pemahaman diri ?
2.         Bagaimanakah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki oleh konselor ?
3.         Apa pengaruh pemahaman diri terhadap KIP/K ?
C.       Tujuan Penulisan
1.         Untuk mengetahui bagaimana cara memahami diri.
2.         Menjelaskan pemahaman dalam pengetahuan, ketrampilan sikap, yang harus dimiliki   seorang konsulat yaitu bidan.
3.         Menerangkan pengetahuan tentang pengaruh pemahaman diri terhadap proses KIP/K.
BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pemahaman Diri
1.         Pengertian Pemahaman Diri
Pemahaman diri adalah suatu situasi yang dialami individu dimana seseorang mengenal tentang potensinya baik potensi fisik maupun potensi psikisnya sehingga individu memahami arah dan tujuan hidupnya atau cita-cita. Potensi fisik yaitu sejumlah kemampuan yang ada pada anggota badan dan panca indra individu sedangkan potensi psikis individu mencakup minat, abilitas, kepribadian, nilai dan sikap. Pemahaman yang dimaksudkan disini tidak hanya terbatas pada pengenalan siswa atas keunggulannya saja tetapi juga mencakup pengelan siswa atas kekurangan yang ada dalam diri.
Pemahaman Diri upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri sendiri. “Who am I ?” artinya siapa saya ?. Pertanyaan itu sangatlah sederhana, tetapi mungkin memerlukan jawaban yang mendalam, karena banyak aspek yang harus diungkap. Aspek-aspek tersebut baik yang menyangkut kelebihan maupun kekurangannya, yang meliputi aspek : fisik, psikis, minat, bakat, cita-cita, kebutuhan-kebutuhan pokok serta gaya hidup yang diinginkan.
Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk yang paling sempurna juga sebagai makhluk yang unik. Dikatakan sebagai makhluk paling sempurna karena manusia diberikan akal dan pikiran yang dinamis untuk selalu berkembang,berinovasi sekuat tenaga. Sedangkan makhluk hidup lainnya seperti hewan,tumbuhan secara kodrati seperti rutinitas dalam hidupnya yaitu makan,minum,beranak..siklus mereka hanya begitu saja.
Manusia dikatakan sebagai makhluk yang unik karena antara yang satu dengan lainnya berbeda. Bahkan bayi kembar berapun jumlahnya, mereka mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Itulah kebesaran Allah SWT sebagai sang Khaliq. Oleh karena itu kegiatan memahami diri merupakan suatu hal yang sangat penting bagi setiap insan dalam mencapai kesuksesan hidup.
Semakin banyak individu mampu mengenali dirinya, maka ia semakin dalam untuk menyenangi dirinya sendiri. Ia juga dapat memahami perasaannya dan juga memahami berbagai alasan pentingnya sesuatu bagi dirinya. Kegiatan memahami diri adalah berusaha mencermati diri secara keseluruhan, bukan hanya sekedar kemampuan dan ketidak mampuan dalam melakukan sesuatu.
Pemahaman diri merupakan suatu bentuk upaya pencitraan diri seseorang tentang bagaimana individu tersebut memahami akan kekurangan dan kelebihannya. Maka individu tersebut akan membentuk rasa percaya diri yang timbul dari pemahaman dirinya. Karena, orang dengan percaya diri batin juga sangat sadar diri. Mereka tidak terus menerus merenungi diri sendiri, tetapi secara teratur mereka memikirkan perasaan, pikiran dan perilaku mereka, dan mereka selalu ingin tahu bagaimana pendapat orang lain tentang diri mereka.
2.         Tujuan Pemahaman Diri
Pemahaman diri merupakan aspek penting, memahamai diri lebih memiliki peluang yang besar dalam meraih cita-cita dari pada  yang belum mengenal dengan baik akan diri mereka sendiri, karena mereka yang memahami diri telah memahi kemampun, minat, kepribadian, dan nilai termasuk kelebihan dan kekurangan yang ada dalam diri mereka sehingga mereka memiliki arah dan tujuan hidup yang realistis dimana mereka memilliki cita-cita yang sesuai dengan potensi diri.
Tujuan pemahaman diri yaitu :
a.       Mampu mengeksplorasi potensi diri  yang mencakup: minat, abilitas, dan cita-cita sehingga individu dapat merencanakan karier yang sesuai dengan potensi diri.
b.      Dengan persiapan yang matang individu dapat mencapai kesuksesan dalam berkarier.
c.       mencapai kematangan dalam perkembangan karier.
d.      mampu mengambil keputusan karier secara mandiri.
B.       Pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimiliki Konselor
Perilaku bidan dalam melaksanakan tugas sebagai komunikator maupun konselor dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu :
a.         Pengetahuan (Kognitif), meliputi pengetahuan tentang : Kesehatan, Ilmu kebidanan dan kandungan; Masalah yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan pasca; Persalinan dan upaya pencegahan serta penatalaksanaanya; Keyakinan akan adat isitiadat, norma tertentu; Hubungan antar manusia; dan Psikologi
b.         Keterampilan (Psikomotorik),
Agar proses konseling dapat berjalan dengan baik, sehingga dapat mencapai tujuan dari konseling itu secara maksimal, maka seorang konselor harus menguasai beberapa keterampilan yang menjadi dasar proses konseling itu. Ada beberapa macam keterampilan dasar konseling yaitu :
1)      Attending
Keterampilan ini sangat penting karena akan memberikan kesan awal kepada konseli. attending merupakan penjelmaan dari rasa hormat konselor kepada konseli. Attending meupakan sebuah keterampilan berupa pemberian perhatian secara fisik kepada konseli. attending ditunjukkan dengan bahasa non verbal yang membawa arti positif kepada terciptanya positif thinking pada diri konseli. keterampilan ini dapat meliputi, gerakan tubuh, tatapan mata, lingkungan nyaman, dan interaksi yang tidak berlebihan.
2)      Empati
Empati berarti konselor mampu merasakan secara mendalam apa yang dirasakan konseli tanpa kehilangan identitas dirinya sendiri. empati merupakan kemampuan untuk memahami orang lain sebaik dirinya sendiri. empati berbeda dengan simpati. simpati merupakan suatu keterlibatan psikis (emosi) yang berlebihan kepada orang lain. simpati dapat mengurangi kekuatan dan kemandirian seorang konselor sehingga konselor tidak akan mampu memberikan layanannya secara maksimal. Empati memiliki 3 komponen yaitu :
a)        Pemahaman yang sensitif dan akurat mengenai apa yang dirasakan orang lain namun ia juga harus mampu membenengi dirinya agar tidak larut menjadi orang lain itu.
b)        Pemahaman mengenai situasi sekitar yang mempu menstimulus perasaan tersebut.
c)        Kemampuan mengkomunikasikan agar orang lain merasa diterima dan dihargai.
3)      Bertanya
Bertanya memiliki tujuan untuk mendapatkan data dari konseli. konselor dapat mengajukan pertanyaan terbuka dan tertutup. pertanyaan terbuka merupkan pertanyaan yang memungkinkan orang yang ditanya akan memberikan jawaban secara luas.  contohnya: apa rencana anda selanjutnya?
Sedangkan pertanyaan tertutup merupkan pertanyaan yang memungkinkan orang yang ditanya akan memberikan jawaban yang sempit, biasanya ya atau tidak. misalnya: berapa jumlah saudara kandung mu?
4)      Konfrontasi
Tentunya dalam proses konseling sering kita temukan hal hal atau kata-kata  yang saling bertentangan antara apa yang dikatakan pertama dan apa yang dikatakan kedua bahkan ketiga dari konseli. nah disinilah konselor harus peka. konfrontasi merupakan keterampilan konselor secara sadar untuk mengemukakan kembali dua buah pernyataan atau lebih yang saling berbeda atau bertentangan yang disampaikan oleh konseli.
5)      Geniun
Merupakan perilaku jujur terhadap pikiran dan perasaan yang sedang dirasakan yang di wujudkan melalui perkataan dan tingkah laku apa adanya. misalnya: bapak kira kamu akan lebih menyayanginya.
6)      Paraprase
Merupakan suatu keterampilan dasar dalam konseling yang bertujuan untuk memperbaiki hubungan antar pribadi. tujuan dari paraprase adalah menyampaikan kepada konseli bahwa konselor bersama konseli dan berusaha memahami konseli,
c.         Sikap (Afektif), antara lain : Mempunyai motivasi tinggi untuk menolong orang lain; Bersikap ramah, sopan , dan santun; Menerima klien apa adanya; Berempati terhadap klien; Membantu dengan tulus; Terbuka terhadap pendapat orang lain.
1)      Kasih dan penghargaan
Kasih adalah segala hal yang dipikirkan, direncanakan, dikatakan, dan dilakukan untuk diri sendiri dan orang lain yang membawa kebaikan. Kasih adalah kekuatan yang amat besar di dunia, yang selalu membawa hal-hal baik bagi manusia. Lawan kasih adalah dosa. Dosa adalah kekuatan besar yang selalu membawa hal-hal buruk bagi manusia.
Konselor seharusnya menyambut, menerima, dan memiliki kasih sejati seperti itu. Kasih memungkinkan konselor untuk mampu menghargai, mengasihi, menolong, dan memberi pelayanan terbaik bagi konseli.
2)      Lemah lembut
Dalam proses konseling, konselor tidak boleh menghakimi, menuduh, memaksa, atau memerintah konseli. Namun, konselor perlu menciptakan suasana yang nyaman, bersahabat, hangat, dan terbuka. Kelemahlembutan yang mewarnai suasana percakapan membuat konseli merasa dihargai dan dimengerti. Hal ini akan mendorong konseli untuk berani terbuka kepada konselor.
3)      Rendah hati
Rendah hati adalah menganggap orang lain lebih utama dan penting. Ia tidak meninggikan dan menyombongkan diri dengan apa yang ia miliki, baik itu ilmu pengetahuan, kepandaian, keterampilan, maupun harta kekayaan. Ia menerima semua itu dengan ucapan syukur. Apa yang dimiliki diakui sebagai anugerah Tuhan.
Dalam proses konseling, konselor perlu mengembangkan sikap rendah hati. Pendapat, pemikiran, dan sikap konseli haruslah dihargai. Jika percakapan membawa hasil yang baik, itu pun diterima dengan rendah hati dan ucapan syukur. Bukan menepuk dada sebagai tanda prestasi dirinya.
4)      Suka Menolong
Jiwa seorang konselor adalah jiwa yang suka menolong. Suka menolong adalah sikap peka dan tanggap terhadap keadaan konseli. Ketika konselor mendengar ada konseli yang sedang dilanda persoalan dan pergumulan, konselor tidak akan berdiam diri. Hatinya tergerak untuk mencari, menemui, mengunjungi, dan berusaha mendampingi konseli untuk mencari solusi yang terbaik.
5)      Terbuka
Terbuka di sini mengandung tiga sisi. Pertama, konselor berusaha menolong konseli sehingga ia dapat melihat masalahnya dengan jernih. Harapannya, konseli dapat menemukan solusinya. Untuk itu, konselor memberi kesempatan konseli untuk dapat dan berani mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Persoalan dan perasaannya yang dapat meracuni hati dan pikirannya, dapat ia tumpahkan dalam percakapan dengan konselor. Tidak ada yang dipendam, disimpan, ditutupi, dan disembunyikan. Konselor memberi kebebasan kepada konseli untuk mencurahkan isi hati yang membebaninya. Di sini, konselor perlu sikap terbuka kepada konseli.
Kedua, konselor terbuka terhadap segala masukan tentang kekurangan dan kelemahan dirinya. Kritik membangun sangat penting untuk perbaikan, peningkatan, dan kemajuan diri. Kita kerap belajar banyak hal tentang diri kita dari kacamata orang lain. Bila kita terbuka, kita akan menjadi orang yang maju. Berbahagialah kalau orang lain bersedia memberi masukan. Itu tanda kasih dan perhatiannya kepada kita.
Ketiga, konselor perlu terbuka dalam mengikuti perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan, khususnya wawasan ilmu dan keterampilan konseling pastoral. Setiap kesempatan jangan disia-siakan. Pengetahuan yang ada kaitannya dengan konseling perlu kita kuasai. Lagi pula, belajar adalah proses seumur hidup.
C.       Pengaruh Pemahaman Diri Terhadap KIP/K
1.         Pengertian KIP/K
Komunikasi Interpersonal/KIP adalah interaksi yang dilakukan dari orang ke orang, bersifat 2 arah baik secara verbal dan non verbal, dengan saling berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan individu atau antar individu di dalam kelompok kecil.
Konseling merupakan proses pemberian informasi objektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan panduan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik, bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masalah tersebut.
Pentingnya pemahaman diri adalah karena Bidan bekerja dengan melibatkan banyak aspek, orang dan kondisi. Bidan perlu memahami bahwa setiap orang mempunyai bio- psiko-sosial-spritual yang berbeda. Sehingga perlu pemahaman diri untuk menghadapi orang dengan berbagai karakteristik. Bidan harus mampu memahami untuk bisa menghadapi kecemasan, kemarahan, kesedihan dan kegembiraan klien. Bidan harus mengetahui bagaimana dia harus mengambil sikap, dan ini bisa menghindarkan dari hal- hal yang tidak diinginkan. Bayangkan apabila Bidan sendiri tidak memahami dirinya, dia tidak tahu bisa mengendalikan diri, misalnya Bidan yang mudah marah, maka apabila dia mendapatkan pasien yang memberikan pendapat lain tentang keadaan yang dialaminya, maka Bidan tidak akan mampu mengendalikan emosinya sehingga pertengkaran akan terjadi sehingga memperkeruh suasana. Bidan harus mengetahui bagaimana dia harus mengambil sikap, dan ini bisa menghindarkan dari hal – hal yang tidak diinginkan.
Bayangkan apabila bidan sendiri tidak memahami dirinya, dia tida tahu kelemahannya, dan tidak bisa mengendalikan diri, misalkan bidan yang mudah marah, maka apabila dia mendapatkan pasien yang memberikan pendapat lain tentang keadaan yang dialaminya, maka bidan tidak akan mampu mengendalikan emosinya sehingga pertengkaran akan terjadi sehingga memperkeruh suasana. Lain halnya jika bidan tersebut sudah memahami bahwa dirinya mudah marah, maka dia akan berusaha untuk meredam kemarahannya dan pendapat klien akan di sikapi sebagai tukar pendapat semata. Bidan yang kurang memahami diri sendiri kemungkinan akan sulit memahami apa yang di alami klien, sehingga bidan tidak akan bisa berkomunikasi dengan baik, karena ada sikap tidak bisa menerima klien apa adanya.
2.         Tujuan KIP/K
a.         Mencapai kesehatan psikologi yang positif.
b.        Memecahkan masalah meningkatkan efektifitas pribadi individu.
c.         Membantu perubahan pada diri individu yang bersangkutan.
d.        Membantu mengambil keputusan secara tepat dan cermat.
e.         Adanya perubahan perilaku dari yang tidak menguntungkan menjadi menguntungkan.
3.         Pengaruh pemahaman diri terhadap KIP/K
Bidan harus tahu bagaimana dirinya sendiri bersikap, Apakah mudah cemas, mudah tersinggung, dsb. Sehingga ia tahu keterbatasan diri saat melayani klien. Bidan yang tidak memahami dirinya sendiri, kemungkinan akan sulit memahami apa yang dialami klien, misal tidak sesuai  dengan nilai-nilai yang dianut bidan, bidan tidak akan dapat berkomunikasi dengan baik, karena kurang dapat menerima klien apa adanya.
Menurut model Johari windows untuk meningkatkan komunikasi interpersonal kuadran I perlu dibuka lebar-lebar di antaranya dengan cara membuka diri.sehingga diharapkan setiap individu tahu benar tentang dirinya. Pemahaman diri diperlukan dengan tujuan mengetahui dan mengenal diri sendiri, apakah mempunyai persepsi yang sama dengan orang lain. Pemahaman diri meliputi :
a.         Kesadaran diri
b.        Klarifikasi nilai . Kebutuhan klien harus selalu diutamakan, bidan sebaiknya mengklarifikasi nilai agar tidak mempengaruhi keberhasilan hubungan antara bidan dengan klien. Dengan menyadari system nilai yang dimiliki bidan (missal : kepercayaan, seksual, dan ikatan keluarga), bidan akan siap mengidentifikasi situasi yang bertentangan dengan system nilai yang dimiliki.
c.         Eksplorasi perasaan. Bidan perlu terbuka dan sadar terhadap perasaannya dan mengontrolnya agar dapat menggunakan dirinya secara terapeutik., jika bidan terbuka kepada klien, bidan akan mendapatkan dua informasi penting yaitu bagaimana responnya pada klien dan bagaimana penampilannya pada klien.
d.        Kemampuan menjadi model. Bidan yang mempunyai masalah pribadi, seperti hubungan interpersonal yang terganggu, akan mempengaruhi hubungannya dengan klien.Bidan perlu memahami bagaiman menghadapi kecemasan, kemarahan, kesedihan , kegembiraan klien. Bidan harus tahu bagaimana dirinya sendiri bersikap, apakah mudah cemas atau mudah tersinggung, sehingga bidan tahu keterbatasan diri sewaktu melayani klien.
BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Pemahaman diri adalah suatu situasi yang dialami individu dimana seseorang mengenal tentang potensinya baik potensi fisik maupun potensi psikisnya sehingga individu memahami arah dan tujuan hidupnya atau cita-cita..
Perilaku bidan dalam melaksanakan tugas sebagai komunikator maupun konselor dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu :
a.         Pengetahuan (Kognitif), meliputi pengetahuan tentang : Kesehatan, Ilmu kebidanan dan kandungan; Masalah yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan pasca; Persalinan dan upaya pencegahan serta penatalaksanaanya; Keyakinan akan adat isitiadat, norma tertentu; Hubungan antar manusia; dan Psikologi
b.         Keterampilan (Psikomotorik),
Agar proses konseling dapat berjalan dengan baik, sehingga dapat mencapai tujuan dari konseling itu secara maksimal, maka seorang konselor harus menguasai beberapa keterampilan yang menjadi dasar proses konseling itu.
c.         Sikap (Afektif), antara lain : Mempunyai motivasi tinggi untuk menolong orang lain; Bersikap ramah, sopan , dan santun; Menerima klien apa adanya; Berempati terhadap klien; Membantu dengan tulus; Terbuka terhadap pendapat orang lain.
Komunikasi Interpersonal/KIP adalah interaksi yang dilakukan dari orang ke orang, bersifat 2 arah baik secara verbal dan non verbal, dengan saling berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan individu atau antar individu di dalam kelompok kecil.
Konseling merupakan proses pemberian informasi objektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan panduan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik, bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masalah tersebut.
B.       Saran
Bidan harus tahu bagaimana dirinya sendiri bersikap, Apakah mudah cemas, mudah tersinggung, dsb. Sehingga ia tahu keterbatasan diri saat melayani klien. Bidan yang tidak memahami dirinya sendiri, kemungkinan akan sulit memahami apa yang dialami klien, misal tidak sesuai  dengan nilai-nilai yang dianut bidan, bidan tidak akan dapat berkomunikasi dengan baik, karena kurang dapat menerima klien apa adanya.







DAFTAR PUSTAKA





Komentar

Postingan populer dari blog ini

NILAI PERSONAL DAN NILAI LUHUR PROFESI

Hormon yang Berhubungan dengan Gametogenesis dan Fungsi Reproduksi